Atap adalah elemen krusial dalam bangunan sebuah rumah. Alasan utamanya, atap berfungsi sebagai pelindung tempat tinggal Anda terhadap sinar matahari ekstrem dan curah hujan serta pastinya juga berperan besar pada penampilan visual secara menyeluruh. Pemilihan material atap untuk hunian bisa menjadi proses yang cukup memusingkan, mengingat ada begitu banyak opsi di pasaran dengan setiap jenis punya keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri.
Di dalam artikel ini, CASA telah mengumpulkan saran tentang cara memilih material atap untuk membantu Anda menentukan jenis bahan penutup atap yang paling tepat bagi hunian Anda.
1. Ketahui Situasi Iklim serta Cuaca dalam Lingkungan Sekitar Rumah Anda

Fotografis: @mariowibowo_ @danieljiangg / Arsitektur: @dohto @atelierbertiga / Penyedia Jasa Pelaksana: @ciptabuana.konstruksi
Pertama-tama dalam proses pemilihan bahan atap untuk hunian adalah mengenali iklim serta cuaca di area tempat tinggal Anda. Sebab, jenis material atap tertentu dapat berkinerja lebih optimal di daerah yang memiliki intensitas hujan tinggi, sementara tipe material atap lain mungkin kurang cocok atau tak kuat menahan kondisi cuaca ekstrem semacam itu.
Apabila anda berdomisili di daerah dengan iklim mayoritas hangat dan terang, pikirkanlah untuk mengaplikasikan bahan penutup atap yang memiliki daya pantulan cahaya baik, contohnya genting keramik, atap tanah liat, ataupun atap metal. Hal ini bisa mendukung pemantulan sinar matahari agar menjaga temperatur interior rumah tetap dingin — menekan beban pada tagihan pendingin ruangan.
Di sisi lain, apabila Anda menetap di area dengan intensitas hujan yang tinggi atau sangat lembab, pikirkanlah untuk memakai atap dari bahan yang tahan terhadap air seperti atap berbahan aspal, metal, tanah liat, ataupun keramik. Tetapi ingat juga bahwa pasangannya harus benar-benar diperhatikan agar bisa menghindari kemungkinan kebocoran.
Mengadaptasi material genting rumah sesuai dengan iklim dan kondisi cuaca dapat memperpanjang umurnya serta mengurangi biaya pemeliharaan.
2. Sesuaikan dengan Batasan Keuangan dan Persyaratan Anda

Fotografi oleh: HiroyukiOki / Desain arsitektur oleh: @6717studio
Berikut ini adalah beberapa petunjuk utama dalam menentukan bahan atap rumah selain faktor ketahanan, pemeliharaan, serta penampilannya. Anggaplah atap sebagai suatu bentuk investasi jangka panjang. Membayar biaya tambahan pada saat pembelian awal bisa saja membantu Anda mengirit pengeluaran di masa depan.
Aspal merupakan bahan untuk atap rumah yang termurah, namun harus di ganti sekitar 15 tahun sekali penggunaannya. Sedangkan atap dari logam harganya lebih tinggi, akan tetapi bisa bertahan antara 40 sampai 70 tahun hanya dengan sedikit perawatan. Genteng keramik juga punya harga yang lebih tinggi dibanding aspal, tapi dikenal lebih awet melawan segala jenis iklim serta memberikan penampilan mewah pada bangunan Anda. Sebaliknya, atap tanah liat cenderung lebih berat, oleh karena itu butuh dukungan struktural ekstra pada rumah — hal ini menaikkan biaya konstruksi bagian tersebut.
3. Serasi Dengan Desain Rumah Sebagai Arsitekturnya

Fotografis: @kungphotograph / Penataan interior dan pembangunan: @seggio_home @seggio.project / Hiasan rumah: @fryd.id / Rancangan depan rumah: @project.bng
Tentu saja, atap rumah Anda sebaiknya mencocokkan dengan desain arsitektur tempat tinggal serta keinginan personal Anda. Atap dari tanah liat atau genteng keramik memberikan penampilan yang mewah dan nyaman bagi bangunan bermodel tradisional. Sementara itu, atap metal yang menghadirkan nuansa modern dan stylish sangat sesuai untuk hunian bertema kontemporer.
Terdapat beragam pilihan bahan penutup atap dengan variasi warna serta tekstur, sehingga memudahkan Anda untuk menyelaraskan desainnya dengan estetika bangunan rumah.
4. Pertimbangkan Aspek Pemeliharaan dan Servis

Fotografer: @mariowibowo_ @danieljiangg, @studiosaya.id / Arsitektur dan Penata Interior: @studiosaya.id
Tiap jenis penutup atap punya persyaratan pemeliharaan unik. Sebagai contoh, genteng bitumen bisa diperlukan untuk dikosongkan dari ganggang kadang-kadangan dan diservis jika ada retak. Penutup metal cenderung butuh servis minim, namun biasanya bikin bunyi gemercik ketika hujan lebat turun. Sedangkan, penutup batu bata tanah liat harus di bersihkan dengan rutinitas dan segera tukar kalau sudah pecah.
5. Pikirkan Mengenai Bobot dan Dukungan Struktural

Fotografis: @artehaus___ / Arsiter: @serasa.architect / Perabotan: @faiqseptiaw / Penyedia Jasa Pelaksana: PT Serasa Rancang Indonesia / Struktur: @khkconstruction
Berikut ini adalah saran dalam pemilihan bahan atap untuk rumah Anda yang akan datang, yakni dengan mengukur beban serta daya tampung struktur bangunan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hal tersebut.
jenis bahan atap
, seperti atap dari tanah liat, cukup berat dan mengharuskan adanya dukungan struktural yang kokoh. Sebelum menggunakan material bertimbangan tersebut pada atap, diskusikanlah terlebih dahulu dengan arsitek serta kontraktor agar dipastikan bahwa bangunan Anda mampu menahan bebannya dengan baik. Bila perlu penambahan kekuatan pada struktur, bisa jadi akan ada tambahan biaya dalam proses pembangunannya secara menyeluruh.
Menentukan jenis atap yang sesuai bukan hanya soal pemilihan corak atau formatnya saja, melainkan mencari keserasian ideal di antara fungsionalitas, penampilan visual, ketangguhan, serta alokasi dana. Melibatkan pertimbangan mengenai cuaca setempat, jumlah uang yang tersedia, desain bangunan, dan tingkat pemeliharaannya akan membantu dalam pengambilan kebijaksanaan terbaik untuk mendapatkan material atap rumah yang pas.
Akhirnya, pastikan untuk berkonsultasi dengan arsitek serta kontraktor ketika anda memutuskan jenis bahan atap untuk hunian Anda. Mereka akan mampu mengukur keperluan properti Anda, mendeskripsikan pro dan cons dari setiap materi, lalu memverifikasi instalasi yang benar agar Anda tak perlu cemas lagi.