
PR GARUT
– Sejarah jalur kereta api Wonosobo sekali lagi menarik perhatian masyarakat. Ternyata lintasan yang berjalan dari Purwokerto sampai Wonosobo ini mempunyai ciri khas istimewa: relnya dirancang melintasi kanan-kiri jalan raya untuk mengelakkan kemiringan curam di wilayah Banjarnegara hingga Wonosobo.
Dari pengamatan langsung di lokasi, seperti yang dirangkum dari YouTube milik Yusril Rizky Pratama, terlihat bahwa pembangunan rel kereta warisan zaman kolonial masih menampilkan sejumlah elemen vital. Di antaranya adalah jembatan kereta yang melintangi jalan umum serta sungai yang saat ini berfungsi sebagai pemisah wilayah administratif antara Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosobo.
“Ketinggian jembatan memadai. Truk serta bis tetap dapat melewati bagian bawahnya secara selamat,” terang Yusril Rizky Pratama pada Video-nya.
Beberapa area rel mungkin telah rusak, tetapi bantalan rel yang tertinggal serta konstruksi jembatan terbuat dari besi yang kuat menunjukkan bahwa rute ini dahulunya sering dilalui dan cukup ramai. Rute ini bahkan pernah menjadi sebagian dari jalur kereta api yang dimiliki oleh perusahaan Belanda bernama SDS (Serayu Stroomtram Maatschappij) yang dulunya menghubungkan antar kota seperti Maos, Purwokerto, Banjarnegara sampai ke Wonosobo.
“Pengendara dapat melewati kemiringan dengan berbelok ke arah kanan atau kiri jalanan. Hal ini menunjukkan bahwa para insinyur pada masa tersebut telah merencanakan elemen topografis secara cermat,” tambahnya.
Saat berada dalam petualangan menuju situs mantan stasiun Tunggoro, Yusril Rizky Pratama menyatakan bahwa tempat itu kini cukup membingunkan untuk ditemui. Pencarian melalui peta elektronik juga tak membawa hasil yang tegas. Namun demikian, dia malah menemukan sebuah jembatan sederhana tetapi kuat yang diyakini sebagai elemen dari rute asli tersebut, persis sebelum batas wilayah Kabupaten Wonosobo.
“Jembatan ini sederhana, minimalis, tetapi kokoh. Sangat mengagumkan konsep desainnya,” ujarnya. Walaupun rel dan bantalan pada jembatan tersebut telah banyak yang lenyap, strukturnya secara keseluruhan masih kukuh melawan zaman.
Karakteristik dari rute ini memberikan harapan baru kepada publik mengenai ide revitalisasi yang sedang dipertimbangkan oleh pihak berwenang. Apabila lintasan tersebut dinyalakan kembali, Wonosobo bakal tersambung lagi secara relatif dengan area-area lain semacam Banjarnegara dan Purwokerto lewat jaringan kereta api, dampaknya pastinya signifikan untuk industri wisata serta perekonomian setempat.
“Semua kita menginginkan agar hal ini terwujud dengan baik. Tidak sekadar untuk kembali ke masa lalu, tetapi juga untuk meningkatkan layanan transportasi umum yang lebih adil,” tandasnya.
Rute Wonosobo – Purwokerto sebenarnya diukur mulai dari titik 0 KM yang berada di Stasiun Maos. Akan tetapi, apabila jalannya dipulihkan kembali, mungkin saja akan dimuali dari Stasiun Purwokerto untuk mengakomodir situasi dan permintaan pada sistem kereta api saat ini. ***