– membuka jendela kamarmu dapat menghadirkannya udara segar serta panorama eksterior seperti taman hijau ataupun kesibukan perkotaan.
Menurut informasi dari situs RSUD Kabupaten Buleleng pada hari Senin (27/05), ketika kita membuka jendela, cahaya matahari serta udara pagi segar dapat dengan mudah masuk melalui jendela dan pintu rumah, secara instan menyingkirkan udara kotor yang terperangkap di dalam ruangan selama malam hari.
Oleh karena itu, sebagai pengganti, kamu akan menerima udara segar yang lebih baik untuk dikrespirasikan. Setelah itu, nafasmu akan menjadi lebih leluasa dan membantu menenangkan jasadmu.
Menurut laman Ge Editing di hari Senin (27/05), orang-orang yang gemas membuka jendela kamar mereka bahkan saat hujan turun, ternyata memiliki 7 karakteristik spesial berikut:
1. Gembira karena hawa yang sejuk
Ini tidak sekadar tentang selera personal terhadap udara segar, tetapi ini merupakan indikasi jelas akan cintanya kepada kesehatan dan hidup.
Mereka mengejar kesegaran yang datang bersama angin sejuk, dan berani membuka diri terhadap hal itu, termasuk saat musim penghujan tiba.
Ciri ini berkaitan dekat dengan ide di bidang psikologi yang disebut “Biophilia.” Konsep ini dirumuskan oleh Edward O. Wilson, seorang ilmuwan biologi serta psikolog kondang, sebagai “keinginan untuk berhubungan dengan jenis kelangsungan hidup lainnya.”
2. Merangkul ketidaknyamanan
Carl Rogers, seorang psikolog ternama, pernah menyampaikan,”Hidup yang bermakna merupakan suatu proses, bukan hasil akhir. Ini lebih kepada arah, daripada sekadar tujuan.”
Sebagaimana demikian, orang-orang yang meninggalkan jendelanya tetap terbuka saat musim penghujan bukan karena mencari kenyamanan sebagai tujuan akhirnya.
Namun demikian, mereka memandang kehidupan sebagai suatu petualangan yang diisi oleh beragam pengalaman, bahkan yang kurang menyenangkan.
Mereka yakin akan perkembangan lewat rasa tidak nyaman dan biasanya menyadari diri menjadi lebih terfokus serta peka saat berurusan dengan flu ringan.
Ini menjadikan mereka senang bertualang serta kuat di berbagai aspek hidupnya.
3. Rasa kebebasan
Suatu pengumuman yang menyatakan penolakan mereka terhadap pembatasan, baik dalam hal fisik maupun pikiran.
Ciri ini sesuai dengan apa yang diistilahkan oleh psikolog ternama Abraham Maslow sebagai “pencapaian diri.”
Menurut Maslow, aktualisasi diri merupakan perkembangan alami dari potensi yang telah ada pada organisme tersebut, atau dengan kata lain, dari sifat dasar si organisme itu sendiri.
Secara lebih mudah dipahami, hal ini merujuk pada pencapaian dan pengembangan sepenuhnya dari kemampuan individu. Orang-orang yang meninggalkan jendela terbuka saat hujan turut mengungkapkan karakteristik tersebut secara gamblang.
4. Diatur untuk berubah
Mereka yang mengizinkan jendela tetap buka saat cuaca dingin cenderung sangat peka terhadap pergantian musim.
Mereka menyesuaikan diri dengan mudah, menerima perubahan temperatur, dan mengubah kebiasaan mereka sesuai dengannya.
Suatu studi mengungkapkan bahwa individu yang rutin terkena suasana luar ruangan, misalnya dengan tetap membuka jendela, cenderung memiliki daya adaptasi yang lebih unggul dalam menyikapi pergantian situasi serta pengembangan kompetensi menyelesaikan tantangan.
Penelitian lebih jauh membuktikan bahwa orang-orang tersebut cenderung memandangi keadaan baru dengan mindset yang lentur. Mereka bukanlah pihak yang tolakan terhadap pergantian, tetapi malah merangkulnya, menggunakan momen itu sebagai peluang untuk berpendidikan diri serta berkembang.
5. Menikmati kesendirian
Para individu yang meninggalkan jendelanya terbuka sepanjang musim hujan cenderung menghargai kebebasannya.
Mereka mengambil kekuatan dari kesejukan menyendiri lewat pemikiran, tak tersentak oleh keramaian lingkungan sekitar. Penghargaan mereka terhadap momen sendu ini nyata di kalangan pencinta jendela yang terbuka.
Mereka menikmati momen perenungan yang sunyi ini dan mendapatkan kedamaian dari situ. Ini merupakan ciri khas yang membentuk identitas mereka.
6. Mencari kesederhanaan
Hal ini mungkin bertentangan dengan apa yang kita duga, namun banyak orang yang memilih untuk tidak menutup jendelanya saat musim hujan tiba merasakan kepuasan dari kemudahan tersebut.
Mempertahankan jendela dalam posisi terbuka, tak peduli kondisinya bagaimana pun cuacanya, merupakan suatu tindakan yang sederhana dan langsung, tanpa ada kompleksitas ataupun pertimbangan tambahan yang dibutuhkan.
Kecintaan akan kesederhanaan ini juga diterjemahkan ke dalam bidang kehidupan mereka yang lain. Mereka cenderung menghargai keterusterangan dan kejelasan daripada komplikasi dan ambiguitas.
7. Optimisme yang gigih
Mereka mengamati pesona pada pemandangan guyuran hujan halus serta kemungkinan di balik suhu sejuk. Musim yang dingin tak menyekap semangat mereka; justru dari situ mereka merasakan kesenangan dan optimisme.
Sesuai dengan pernyataan dari psikolog kondang Martin Seligman, “Optimisme amat bernilai bagi sebuah hidup yang berkualitas.”
Dengan percaya teguh terhadap masa depan yang optimis, Anda bisa melompat lebih jauh ke dalam layanan yang lebih luas.
***