
PR GARUT –
Asahan kabupaten mendapat perhatian besar dalam diskusi tentang penataan ulang daerah yang terjadi di Sumatra Utara. Kembali muncul gagasan untuk membentuk sebuah provinsi baru dengan nama Sumatera Timur, yang berpotensi melepaskan diri dari provinsi asalnya.
Ide ini tidak datang begitu saja. Mengingat luas wilayah Sumatera Utara yang melebihi 72 ribu kilometer persegi, terdapat keperluan mendesak untuk membentuk daerah otonomi baru sehingga layanan publik dapat menjadi lebih adil di seluruh area dan proses pembangunan akan berjalan dengan lebih efisien.
Kabupaten Asahan, terkenal karena sumber dayanya yang berlimpah dalam bidang pertanian dan industri, dipandang sebagai area yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam skema pembagian pemerintahan yang baru. Wilayah tersebut bakal menyatu bersama kelima daerah lainnya guna menciptakan sebuah propinsi baru yang diyakini dapat mengembangkan kemandirian finansial serta tata kelola administrasi sendiri-sendiri.
Kabupaten-kabupaten serta kota-kota yang nantinya akan diseragamkan menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Timur meliputi Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Kabupaten Batubara, dan Kota Tanjungbalai. Kelima wilayah tersebut diharapkan dapat menciptakan sebuah entitas regional dengan daya tarik ekonomi dan populasi yang signifikan.
Kabupaten Asahan mempunyai area seluas 3.737,83 kilometer persegi dan didiami oleh populasi melebihi 800 ribu orang. Memiliki 25 kecamatan membuat Asahan termasuk dalam daftar kabupaten dengan jumlah warga serta bidang administratif terbesar di bagian timur Sumatera Utara.
Provinsi Sumatera Timur yang akan datang akan menjangkau area seluas 14.224 kilometer persegi dengan perkiraan jumlah penduduk sekitar 2,6 juta orang. Kota Tanjungbalai diprediksi akan berperan sebagai ibu kota bagi provinsi baru ini.
Diupayakan agar pemerintah dapat menunjukkan perhatian yang lebih besar pada daerah-daerah tertentu apabila proses pemekaran berjalan sesuai harapan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pembangunan dalam bidang infrastuktur, pendidikan, serta kesehatan menjadi lebih merata dan pesat perkembangannya.
Di bagian ekonomi, propinsi yang baru ini dipercaya memiliki potensi signifikan di sektor kebun, tambang, serta perdagangan. Terutama kabupaten Asahan, diyakini akan mendorong perkembangan perekonomian secara umum di Sumatera Timur.
Akan tetapi, ide tersebut tidak dapat langsung diwujudkan dengan cepat. Dibutuhkannya serangkaian tahap administrasi dan politik yang memakan waktu lama, seperti penelitian ilmiah, pengesahan oleh lembaga perundangan, dan juga kepastian dana dari pemerintah nasional.
Suaranya dari beberapa kelompok juga penting dalam hal ini. Persetujuan publik, dewan perwakilan rakyat daerah, serta pemerintahan lokal harus di dapat untuk memastikan bahwa relokasi tidak akan menciptakan perselisihan atau kesenjangan.
Di samping itu, persiapan di bidang birokRasi pun perlu diperhatikan. Ini mencakup pendirian instansi pemerintah provinsi baru, penyiapan gedung perkantoran, serta mengatur sistem keuangan dan aturan yang sesuai.
Apabila segalanya berlangsung dengan mulus, Sumatera Timur dapat cepat muncul di peta Indonesia sebagai provinsi terbaru. Ini bukan semata-mata ubahadministrasi tetapi juga loncatan signifikan untuk menciptakan masa depan wilayah yang lebih otonom dan berkembang. ***