PasarModern.com.PRMN – Dulu, jika mendengar nama Nusa Tenggara Timur, banyak orang langsung membayangkan keterbatasan: akses jalan sulit, listrik belum merata, dan pembangunan yang tertinggal dari wilayah barat Indonesia. Tapi sekarang, satu daerah di ujung barat Pulau Flores menunjukkan cerita yang berbeda. Manggarai Barat kini muncul sebagai ikon kemajuan NTT, bahkan mulai mengalahkan kota-kota besar di luar pulau Jawa dalam hal pariwisata, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan ekonomi lokal.
Wilayah ini bukan hanya rumah bagi Labuan Bajo, tetapi juga menjadi pusat perhatian nasional setelah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dukungan infrastruktur masif seperti bandara, pelabuhan, dan jalan lintas strategis membuat Manggarai Barat bersolek menjadi daerah dengan pertumbuhan paling pesat di NTT. Pembangunan tidak lagi sebatas janji, tapi sudah tampak dan terasa langsung oleh masyarakat.
Lebih dari sekadar wajah cantik wisata, Manggarai Barat juga menginspirasi daerah lain untuk berbenah. Pemerintah pusat dan daerah bersinergi mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengangkat UMKM lokal, hingga membuka lebih banyak peluang kerja di sektor pariwisata dan jasa. Pertanyaannya kini: mampukah momentum ini dipertahankan sebagai model pembangunan di Indonesia Timur?
Pariwisata Bukan Lagi Tambahan, Tapi Mesin Ekonomi Daerah
Daya tarik utama Manggarai Barat terletak pada Labuan Bajo, gerbang menuju Taman Nasional Komodo dan pulau-pulau eksotis di sekitarnya. Namun yang membuat pertumbuhan daerah ini berbeda adalah bagaimana sektor pariwisata diolah secara strategis menjadi mesin ekonomi utama.
Pembangunan hotel berbintang, homestay milik warga lokal, hingga pelatihan tenaga kerja pariwisata telah menumbuhkan ekonomi berbasis masyarakat. Pemerintah daerah juga aktif melibatkan komunitas lokal dalam promosi budaya dan kegiatan wisata. Hal ini menjadikan Labuan Bajo bukan sekadar destinasi indah, tetapi juga representasi dari pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, kehadiran acara berskala nasional dan internasional seperti KTT ASEAN 2023 telah meningkatkan eksposur global wilayah ini. Bandara Komodo yang kini bertaraf internasional, jalan-jalan baru yang menghubungkan desa dengan pusat kota, hingga pelabuhan wisata yang modern, semuanya menjadi bukti bahwa Manggarai Barat benar-benar melaju cepat.
Pendidikan, Infrastruktur, dan Kesehatan Ikut Dikejar
Kemajuan tidak hanya terlihat dari sisi pariwisata. Di sektor pendidikan dan kesehatan, Manggarai Barat menunjukkan tren positif. Pembangunan sekolah kejuruan berbasis pariwisata, peningkatan kualitas guru, serta penyediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit pratama hingga RSUD dengan layanan spesialis, terus ditingkatkan.
Akses internet yang dulunya terbatas kini mulai menjangkau desa-desa, mendukung pendidikan digital dan keterhubungan informasi. Infrastruktur dasar seperti air bersih dan listrik juga mengalami peningkatan. Program listrik desa, pengembangan sanitasi, dan pembangunan jalan antar kampung memberikan harapan baru bagi masyarakat di wilayah perbukitan dan pesisir.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak hanya membangun pusat kota, tapi juga memperhatikan pemerataan pembangunan. Manggarai Barat tidak hanya mengejar status sebagai tujuan wisata unggulan, tetapi juga sebagai tempat yang layak untuk tumbuh, belajar, dan hidup sehat.
Manggarai Barat, Simbol Baru Kemajuan Timur Indonesia
Manggarai Barat telah berubah dari wilayah pinggiran menjadi pusat pertumbuhan baru di Timur Indonesia. Dengan dukungan strategis dari pemerintah pusat, keterlibatan masyarakat, serta potensi alam dan budaya yang luar biasa, daerah ini kini menjadi simbol transformasi positif di Nusa Tenggara Timur.
Keberhasilan ini bisa menjadi model inspiratif bagi daerah lain yang ingin maju tanpa harus kehilangan jati diri lokal. Tantangannya kini adalah menjaga keberlanjutan pembangunan, memastikan manfaatnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan tidak hanya berhenti pada label “destinasi wisata.”
NTT tak lagi tertinggal. Manggarai Barat membuktikan bahwa jika dikelola dengan visi dan kolaborasi yang tepat, daerah pelosok pun bisa melesat melebihi kota besar sekalipun.***(Lisyah)