PasarModern.com
Jujur saja, membersihkan sambil memasak bukanlah hal yang umum. Kebanyakan orang terlalu fokus menyiapkan makanan, atau sudah terlalu lapar untuk peduli soal kekacauan yang ditinggalkan.
Namun, ada sekelompok orang langka yang tidak hanya memasak, tetapi juga merapikan dapur di waktu yang sama.
Piring tidak pernah menumpuk, meja dapur tetap bersih di tengah-tengah persiapan, dan entah bagaimana, dapur mereka terlihat lebih rapi selama proses memasak dibanding saat kebanyakan orang sudah selesai makan.
Dulu, kebiasaan ini mungkin terlihat seperti hal sepele atau hanya soal kerapian. Tapi psikologi menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal yang terjadi di baliknya.
Berikut tujuh ciri kepribadian yang cenderung dimiliki oleh orang-orang yang membersihkan sambil memasak, seperti dilansir dari VegOut.
1. Mereka Memiliki Kebutuhan Tinggi untuk Penutupan Kognitif
Pernah merasa tidak tenang saat ada sesuatu yang belum selesai? Itu disebut kebutuhan tinggi untuk penutupan kognitif atau keinginan untuk menyelesaikan sesuatu secepat mungkin agar pikiran bisa tenang.
Konsep ini diperkenalkan oleh psikolog sosial Arie Kruglanski, dan banyak ditemukan pada orang yang suka merapikan saat menjalani tugas.
Misalnya, saat menumis bawang tapi juga membersihkan tumpahan dan membilas sendok. Itu bukan hanya tentang menjaga kebersihan, tapi juga menciptakan ketertiban mental di tengah kekacauan fisik.
Bukan berarti mereka terobsesi dengan kontrol. Mereka hanya merasa lebih tenang saat lingkungan tidak menambah beban pikiran.
2. Mereka Proaktif daripada Reaktif
Ada pepatah di dunia produktivitas: “Jangan bersihkan kekacauan—cegahlah.”
Itulah prinsip yang dianut oleh orang yang membersihkan sambil memasak. Mereka tidak menunggu hingga dapur berantakan.
Mereka selangkah lebih maju: membilas talenan sebelum noda menempel, membuang sisa makanan sebelum menumpuk, menjaga semuanya tetap tertib saat pekerjaan masih berlangsung.
Pola pikir ini biasanya juga terlihat di aspek lain kehidupan mulai dari mengelola keuangan, menyelesaikan konflik, hingga tepat waktu menjalani komitmen.
3. Mereka Punya Toleransi Rendah terhadap Kekacauan Sensorik
Kekacauan tidak selalu tentang penampilan visual. Bagi sebagian orang, dapur yang penuh suara, bau, atau tekstur bisa terasa sangat mengganggu.
Konsep ini dijelaskan oleh Dr. Elaine Aron lewat istilah Highly Sensitive Person (HSP) atau orang yang memproses informasi sensorik lebih dalam dan lebih responsif terhadap lingkungan.
Bagi mereka, membersihkan bukan hanya soal rapi. Itu adalah bentuk perawatan diri. Dapur yang tertib membantu menjaga pikiran tetap tenang dan fokus.
4. Mereka Cenderung Teliti
Ketelitian adalah salah satu dari Lima Ciri Kepribadian Besar yang paling sering dikaitkan dengan kesuksesan. Orang dengan tingkat ketelitian tinggi biasanya terorganisasi, bertanggung jawab, dan sadar tujuan.
Membersihkan sambil memasak adalah contoh nyata. Bukan hanya soal memasukkan bahan ke panci tapi juga memperhatikan lingkungan, waktu, dan pekerjaan selanjutnya.
Sifat ini juga terlihat di luar dapur. Mereka adalah tipe yang datang tepat waktu, mematuhi jadwal, dan melakukan tugas tanpa menunda.
5. Mereka Lebih Mementingkan Ketenangan daripada Kekacauan
Pernah merasa makan malam lebih nikmat saat tidak dibayangi tumpukan piring kotor?
Bagi sebagian orang, membersihkan saat memasak adalah cara untuk menciptakan momen damai. Mereka lebih suka menghabiskan sedikit waktu saat memasak agar bisa menikmati makanan tanpa beban di belakangnya.
Ini adalah bentuk pengaturan emosi. Mereka tahu kapan harus mengurangi beban masa depan dan memilih untuk melakukannya sekarang, selagi bisa.
6. Mereka Sering Mempraktikkan Mindfulness (Tanpa Disadari)
Mindfulness tidak harus berbentuk meditasi duduk diam. Kadang, itu muncul saat sedang mengaduk sup sambil membersihkan meja dan benar-benar hadir dalam prosesnya.
Orang yang membersihkan saat memasak sering kali terlibat penuh dalam aktivitas yang mereka lakukan. Tanpa ponsel, tanpa distraksi, hanya fokus pada urutan gerak: memotong, mengaduk, membilas, mengelap.
Kehadiran ini bisa jadi bentuk meditasi aktif: mengalir dalam ritme, selaras dengan momen saat ini.
7. Mereka Mengaitkan Keteraturan Fisik dengan Pengendalian Emosi
Saat segalanya terasa di luar kendali, ada orang yang memilih membersihkan sebagai cara untuk merasa lebih stabil. Bukan karena sedang menunda, tapi karena ingin kembali merasakan kendali.
Penelitian menunjukkan bahwa tekanan emosional sering kali membuat seseorang mencari aktivitas yang memberi rasa terorganisir. Merapikan dapur bisa menjadi cara sederhana untuk mendapatkan kembali pijakan bahkan saat dunia terasa kacau.
Jika secara naluriah kamu mulai mengelap meja sambil menunggu air mendidih, mungkin kamu tidak hanya sedang merapikan ruangan. Mungkin, kamu sedang membumi.
Pada akhirnya, membersihkan sambil memasak bukan cuma tentang menjaga dapur tetap rapi. Bagi sebagian orang, ini adalah cerminan dari bagaimana mereka berpikir, merasakan, dan mengelola hidup.
Jadi jika kamu salah satunya—yang suka merapikan talenan sebelum lanjut mengiris bawang—itu bukan kebiasaan sepele. Itu bisa jadi tanda kekuatan mental yang tersembunyi.