Farhan Evaluasi Lomba Lari Kota Bandung

Posted on

Kemacetan Akibat Lomba Lari di Bandung Mengundang Kritik

Kemacetan lalu lintas yang terjadi selama acara lomba lari di jalanan Kota Bandung menjadi perhatian utama masyarakat. Acara yang digelar selama dua hari, yaitu Sabtu dan Ahad, 19-20 Juli 2025, menyebabkan banyak ruas jalan ditutup, sehingga mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengakui bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.

Farhan menjelaskan bahwa evaluasi dilakukan berdasarkan masukan dari masyarakat serta data yang diperoleh. “Evaluasi ini penting untuk mengetahui apa yang bisa diperbaiki agar tidak terulang di masa depan,” katanya saat ditemui di Taman Dewi Sartika Balaikota Bandung.

Dari informasi yang diperoleh, kemacetan terjadi sejak pukul 04.30 WIB. Fakta ini mengejutkan karena biasanya kemacetan terjadi setelah jam sibuk. Namun, pada hari kedua lomba lari half marathon (21 kilometer), kemacetan justru terjadi lebih awal. Lokasi yang paling parah adalah Jalan Kiaracondong, Cicadas, dan Supratman. Menurut Farhan, kemacetan tidak diharapkan antara pukul 04.00 hingga 04.30 WIB, namun data menunjukkan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi.

Farhan juga menyatakan bahwa hari kedua lomba lebih rentan terhadap kemacetan dibandingkan hari pertama. Hal ini disebabkan oleh jarak lari yang lebih panjang dan jumlah peserta yang lebih banyak. Total peserta dalam lomba ini mencapai 16 ribu orang, dengan 7.000 peserta pada hari pertama dan 9.000 peserta pada hari kedua.

Beberapa ruas jalan ditutup total mulai pukul 00.00 hingga 10.00 WIB untuk memastikan kelancaran dan keamanan peserta. Jalur lari pada hari pertama meliputi Jalan Merdeka, Wastukencana, Jalan Aceh, Jalan Pajajaran, Cicendo, Jalan LL. RE Martadinata atau Riau, Dago, Jalan Diponegoro, Patrakomala, dan Jalan Sumatera. Sementara jalur pada hari kedua mencakup Jalan Ir. H. Juanda atau Dago, Jalan Diponegoro, Jalan Supratman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ibrahim Adjie, Jalan Gatot Subroto, Jalan Asia-Afrika, Banceuy, Kebon Jukut, Cicendo, dan berakhir di Balaikota Bandung.

Kritik dan Kekecewaan Warga

Meskipun lomba lari ini dianggap sebagai bagian dari pengembangan ekonomi dan pariwisata kota, kegiatan ini juga mendapat kritik dari masyarakat. Di kolom komentar akun Instagram milik Humas Kota Bandung, netizen mengeluh tentang gangguan yang dialami oleh pengguna jalan, pekerja, dan para jemaat yang ingin beribadah.

Salah satu contohnya adalah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) New Life, yang terletak di dekat Jalan Merdeka. Saat lomba lari berlangsung, jalan depan gereja sempat macet ketika jemaat tiba pukul 08.00 WIB. Meskipun jalan dibagi dua, mobil tetap bisa melewati area tersebut. Di plang depan gereja tercantum jadwal ibadah, termasuk sesi pagi pukul 08.00 dan sesi kedua pukul 10.30 WIB.

Pemerintah Kota Bandung dan panitia lomba telah meminta maaf atas gangguan yang terjadi. Mereka berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa menyebabkan kesulitan yang berlebihan. Evaluasi yang dilakukan akan menjadi dasar untuk penyempurnaan acara di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *