Pembangunan Infrastruktur Prioritas di Kota Serang
Kota Serang, yang genap berusia 18 tahun pada 10 Agustus 2025, kini tengah menyiapkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk periode 2025–2029. Salah satu fokus utama dari rencana ini adalah pembangunan infrastruktur, yang saat ini sedang dipercepat. Pemerintah Kota (Pemkot) Serang telah merancang beberapa proyek besar yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahun ke depan.
Salah satu proyek besar yang direncanakan adalah perbaikan total Pasar Induk Rau (PIR), yang diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp200 hingga Rp300 miliar. Proyek ini akan dilakukan secara bertahap atau ‘multiyears’ agar tidak terlalu memberatkan anggaran daerah. Selain itu, revitalisasi Alun-alun Kota Serang juga menjadi prioritas, dengan anggaran sekitar Rp60 miliar. Alun-alun ini akan menjadi ikon baru Kota Serang, yang diharapkan dapat meningkatkan citra dan daya tarik kota.
Selain itu, pemerintah kota juga merencanakan pembangunan jembatan layang atau ‘fly over’ Terondol di Kecamatan Serang. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas dan mempercepat akses antar wilayah. Namun, karena besarnya anggaran yang dibutuhkan, Pemkot Serang meminta bantuan dari Pemerintah Pusat maupun Pemprov Banten, karena APBD Kota Serang belum cukup untuk membiayai seluruh proyek tersebut.
Visi Masa Depan Kota Serang
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang, Budi Rustandi dan Nur Agis Aulia, memiliki visi besar untuk menjadikan Kota Serang sebagai kota yang madani, maju, bahagia, dan sejahtera bagi warganya. Namun, mereka menyadari bahwa visi ini belum sepenuhnya didukung oleh anggaran fiskal yang memadai. Oleh karena itu, pemerintah kota berupaya keras untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak, termasuk melalui pinjaman atau utang.
Budi Rustandi mengatakan bahwa dirinya ingin melihat perubahan signifikan di Kota Serang. Ia menyebutkan beberapa proyek besar yang sudah ia rancang, seperti perbaikan Pasar Rau, Alun-alun, dan Royal. Semua ini membutuhkan dukungan dari masyarakat dan stakeholder.
Ia juga mengaku merasa jenuh dengan lambatnya perubahan kota dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam hal pembangunan dan pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Sebelum menjabat sebagai Wali Kota, Budi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD dan Ketua DPRD Kota Serang.
Pendapatan Daerah dan Investasi
Pemkot Serang saat ini sedang membahas sumber potensi pendapatan daerah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya adalah persetujuan bangunan gedung (PBG), serta beberapa sumber lainnya. Selain itu, pemerintah kota juga aktif mencari bantuan dan program dari Pemerintah Pusat dan Provinsi, serta dana CSR dari perusahaan-perusahaan di Kota Serang.
Beberapa proyek infrastruktur seperti jalan dan lampu penerangan sudah mulai mendapat dukungan dari dana CSR. Selain itu, pemerintah kota juga berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik, sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di Kota Serang. Hal ini dilakukan dengan merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) agar industri besar dapat masuk ke kota ini.
Angka pengangguran di Kota Serang masih tinggi, sehingga perlu adanya perubahan dalam tata ruang wilayah. Saat ini, kota hanya mengandalkan perdagangan dan jasa, sehingga perlu diversifikasi ekonomi untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
Fokus pada Sumber Daya Manusia
Sementara itu, Wakil Wali Kota Serang Nur Agis Aulia memiliki fokus khusus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang siap bekerja. Salah satu program yang dicanangkan adalah “satu keluarga satu pengusaha”, yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda menjadi wirausaha.
Program ini sudah mulai berjalan pada tahun ini. Nur Agis Aulia menjelaskan bahwa dirinya dan Wali Kota memiliki tugas masing-masing. Ia fokus pada peningkatan SDM, sedangkan Wali Kota bertanggung jawab atas pembangunan. Dengan kombinasi antara pembangunan fisik dan peningkatan SDM, diharapkan Kota Serang dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
