WADUH! Nasib Tol Getaci Masih Gelap, Pemerintah Lakukan Peninjauan Ulang

Posted on

Proses Pembangunan Tol Cigatas yang Masih Tertunda

Pembangunan jalan tol Gedebage-Garut-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang kini dikenal sebagai Tol Cigatas menghadapi berbagai tantangan, termasuk penundaan dan pemangkasan jarak. Hal ini menyebabkan kekecewaan dari masyarakat di wilayah Tasikmalaya dan Garut. Penundaan ini terjadi berkali-kali, sehingga masyarakat berharap agar proyek tersebut segera dapat dilaksanakan.

Tol Cigatas diharapkan menjadi solusi untuk mempercepat akses antara Kota Tasikmalaya dan Bandung serta kota-kota lainnya. Dengan adanya tol ini, perjalanan akan lebih lancar dan waktu tempuh akan berkurang secara signifikan. Namun, proses pembangunan tidak hanya terkendala oleh masalah teknis, tetapi juga oleh faktor pembiayaan yang masih menjadi hambatan utama.

Selain proyek Getaci atau Cigatas, beberapa proyek tol lain yang digagas pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo juga masih dalam kondisi yang belum jelas. Beberapa proyek tersebut antara lain Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), Tol Gilimanuk-Mengwi, Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR), dan Tol Puncak. Meskipun nasib proyek-proyek ini masih terkatung-katung, Pemkot Tasikmalaya tetap harus bersiap diri menghadapi kemungkinan adanya tol tersebut.

Harapan Masyarakat Terhadap Tol Cigatas

Warga Kota Tasikmalaya sangat berharap pembangunan Tol Cigatas dapat segera terwujud. Salah satu alasan utamanya adalah karena jalan raya Gentong sering mengalami kemacetan, terutama saat musim liburan atau arus lalu lintas tinggi. Dengan adanya Tol Cigatas, warga akan memiliki alternatif jalur yang lebih cepat dan efisien.

Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Andi Warsandi, menyatakan bahwa Pemkot Tasikmalaya telah memprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi jika Tol Cigatas beroperasi. Menurutnya, dengan adanya exit tol, pertumbuhan ekonomi di Kota Tasikmalaya akan mengalami perubahan yang signifikan.

Andi menegaskan bahwa penundaan pembangunan adalah urusan pemerintah pusat, namun Pemkot Tasikmalaya harus tetap bersiap menghadapi segala kemungkinan jika nantinya tol tersebut beroperasi. Ia juga mengusulkan bahwa Kota Tasikmalaya bisa menjadi etalase UMKM dan kuliner Priangan Timur, sehingga orang-orang yang melintasi tol tersebut memiliki tujuan jelas, yaitu mencari produk lokal.

Tantangan dan Persiapan di Lapangan

Salah satu anggota IWAPI Kota Tasikmalaya, Hj. Dida Dimaskiah, setuju dengan rencana tersebut. Namun, ia menilai bahwa realita di lapangan tidak selalu sesuai dengan harapan. Masalah utama yang dihadapi UMKM dan kuliner adalah packaging dan pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang matang dari pemerintah dan pengambil kebijakan agar ketika Tol Cigatas beroperasi, semuanya sudah siap.

Nasib Tol Cigatas yang Masih Belum Jelas

Saat ini, nasib pembangunan Tol Cigatas masih belum menunjukkan titik terang. Setelah dua kali lelang gagal mendapatkan investor, pemerintah sedang melakukan review ulang terhadap proyek tersebut. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Rachman Arief Dienaputra, menjelaskan bahwa proses review ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menurut Rachman, pemerintah berencana memangkas panjang ruas Tol Getaci yang akan dibangun pada tahap awal hanya sampai Tasikmalaya. Sebelumnya, proyek ini direncanakan hingga Cilacap, namun dipangkas karena minimnya minat investor. Revisi ini dilakukan agar investor lebih tertarik untuk mengeksekusi proyek tersebut.

Sebelumnya, Tol Getaci digadang-gadang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia. Namun, hal ini tidak terwujud karena ruasnya terus dipangkas untuk meningkatkan minat investor. Proyek ini terdiri atas empat seksi dengan total panjang 171,40 km di Jawa Barat dan 35,25 km di Jawa Tengah. Jika konstruksi tahap pertama dipangkas hingga Tasikmalaya, maka total panjangnya diperkirakan hanya sekitar 50,32 kilometer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *