APBN Rp475 Miliar Terserap, Bendungan Marangkayu Siap Dorong Kemandirian Pangan

Posted on



, JAKARTA –
Kementerian Pekerjaan Umum
(Mereka) menyatakan bahwa pembangunan Bendungan Marangkayu yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur sudah selesai dilaksanakan pada tahun ini.

Menteri Pekerjaan Umum bernama Dody Hanggodo menyatakan hal tersebut.
bendungan
yang bersangkutan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (
APBN
Sekitar senilai Rp475,3 miliar sudah disiapkan dan akan segera beroperasi guna menunjang tujuan Ketahanan Pangan Nasional.

“Mengenai hal ini, kita sama-sama setuju bahwa membangun infrastruktur pengelolaan sumber daya air amat esensial bagi pencapaian ketahanan pangan nasional. Sebagai ilustrasi, salah satunya ialah kontruksi waduk yang selanjutnya diarahkan lewat jaringan irigasi utama, menengah, dan terkecil menuju sawah-sawah petani,” ungkap Menteri Dody pada pernyataan formal hari Jumat tanggal 20 Juni tahun dua ribu dua puluh lima.

Berikut ini informasi bahwa Bendungan Marangkayu termasuk dalam Daftar Proyek Strategis Nasional (
PSN
) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 guna meningkatkan kapasitas penyimpanan air sebagai bagian dari upaya mencapai visi Presiden Prabowo Subianto, khususnya mendukung ketahanan pangan, energi, serta keandalan sumber daya air.

Saat ini, pembangunan bendungan Marangkayu sudah lengkap sepenuhnya dan proses penggenangan awal telah dimulai sejak Desember 2024.

Bendungan Marangkayu dengan daya tampung mencapai 12,24 juta meter kubik dirancang untuk meningkatkan stok penyimpanan air guna memastikan kelangsungan pasokan air bagi bidang pertanian, sumber air bersih, serta mengontrol banjir dan mendukung pariwisata.

Selanjutnya, pemerintah juga mengembangkan sistem jaringan irigasi yang lebih canggih. Di masa mendatang, Bendungan Marangkayu ditargetkan bisa memberikan pasokan air untuk sawah sebesar 1.200 hektare dan merangsang peningkatan efisiensi pemakaian air pada wilayah produktif seluas 579 hektare. Hal ini akan memungkinkan para petani menaikkan jumlah musim tanam per tahun dari sekali menjadi dua hingga tiga kali.

“Bendungan Marangkayu didirikan di sungai Marangkayu, yang merupakan hasil penggabungan antara Sungai Perangat dan Sungai Marangkayu dengan cakupan catchment area atau wilayah tangkap air sebesar 134,3 km²,” jelas Dody.

Kehadiran dari bendungan ini penting pula untuk berfungsi sebagai sarana pengatur banjir dalam area downstream yang luasnya mencapai 142,69 meter kubik per detik serta menjadi sumber tenaga listrik bagi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 0,14 Megawatt (MW).

Dody mengatakan bahwa Bendungan Marangkayu tidak hanya difungsikan untuk irigasi dan manajemen banjir, tetapi juga dirancang sebagai bagian dari proyek pembangunan infrastruktur yang akan menyediakan kebutuhan air mentah senilai 450 liter per detik untuk Kota Bontang serta Kabupaten Kutai Kartanegara di provinsi Kalimantan Timur.

“Di masa mendatang, bendungan ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata berbasis air yang sesuai dengan perkembangan wilayah berdasarkan ekonomi lokal,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *