Atambua Siap Jadi Kota Strategis: Data, Sejarah, dan Peluang

Posted on

Atambua, Kota yang Masih Berstatus Daerah

Atambua, sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Belu sekaligus kota terbesar kedua di Pulau Timor bagian barat setelah Kupang, kembali menjadi perhatian masyarakat Nusa Tenggara Timur. Meski sering disebut sebagai kota, Atambua belum memiliki status kota otonom secara administratif. Letaknya yang berada tepat di perbatasan Indonesia–Timor Leste membuat Atambua memegang peranan penting, baik dari sisi ekonomi, keamanan, maupun hubungan antarnegara.

Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, perkembangan infrastruktur, dan aktivitas perdagangan yang kian ramai, banyak pihak mulai mendorong agar Atambua naik status menjadi kota mandiri. Namun, menjadi kota otonom bukanlah proses sederhana. Atambua harus memenuhi berbagai syarat yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mulai dari jumlah kecamatan, luas wilayah, hingga kapasitas ekonomi dan infrastruktur.

Sejarah Atambua dan Perannya di Perbatasan

Atambua memiliki latar sejarah yang erat kaitannya dengan dinamika politik di kawasan timur Indonesia. Pada masa pasca-referendum Timor Timur tahun 1999, Atambua menjadi pusat penampungan pengungsi, sekaligus jalur penting distribusi bantuan kemanusiaan. Sejak saat itu, kota ini semakin dikenal sebagai titik strategis di perbatasan.

Secara administratif, Atambua awalnya merupakan bagian dari Kecamatan Tasifeto Barat di Kabupaten Belu. Pemekaran wilayah mulai terjadi pada 1992 dengan pembentukan Kecamatan Kota Atambua, dan kembali dimekarkan pada 2006 menjadi tiga kecamatan: Atambua Barat, Atambua Selatan, dan Kota Atambua. Tiga kecamatan ini kini menjadi kawasan inti perkotaan.

Syarat Administratif yang Belum Lengkap

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mensyaratkan sebuah kota minimal memiliki empat kecamatan. Saat ini, Atambua baru memiliki tiga kecamatan. Artinya, sebelum menuju pemekaran kota, perlu dilakukan penambahan kecamatan melalui pemekaran atau penggabungan wilayah terdekat.

Dari sisi luas wilayah, Atambua mencatat 43,71 km², sedikit di bawah Kota Surakarta namun lebih besar dari Kota Cimahi. Dengan jumlah penduduk sekitar 85 ribu jiwa pada 2020, tingkat kepadatannya tergolong tinggi dan berpotensi menopang kemandirian ekonomi. Kabupaten Belu sebagai daerah induk juga sudah jauh melewati batas usia minimal pembentukan daerah baru, sehingga tidak ada hambatan di aspek ini.

Kapasitas Ekonomi dan Infrastruktur

Kapasitas ekonomi Atambua terbilang mumpuni. PDRB-nya diperkirakan mencapai Rp1,72 triliun, dengan sektor perdagangan, jasa, dan konstruksi sebagai penopang utama. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 67,5 poin dan harapan hidup 66,75 tahun menunjukkan kualitas hidup yang cukup baik di wilayah ini.

Dari segi infrastruktur, Atambua dilintasi Jalan Lintas Timor, memiliki Bandara A. A. Bere Talo, rumah sakit, dan dua perguruan tinggi. Infrastruktur ini memperkuat peluang Atambua untuk mengelola pemerintahan sendiri sekaligus mengembangkan potensi ekonomi perbatasan.

Dampak Jika Atambua Resmi Jadi Kota Mandiri

Jika pemekaran terjadi, Kabupaten Belu akan menyisakan 9 kecamatan dengan pusat pemerintahan yang kemungkinan dipindahkan ke Kecamatan Kakuluk Mesak, wilayah yang memiliki pelabuhan laut dan potensi besar di sektor ekonomi maritim.

Bagi Atambua, status kota mandiri akan membawa peluang besar. Selain memperkuat identitas sebagai kota perbatasan, pemekaran ini bisa mendorong pengembangan sektor pariwisata, perdagangan lintas negara, serta membuka ruang kerja sama ekonomi dan budaya dengan Timor Leste.

Menatap Peluang, Menunggu Keputusan

Atambua telah membuktikan dirinya sebagai wilayah strategis yang memiliki potensi besar untuk menjadi kota mandiri. Meski masih ada syarat administratif yang harus dipenuhi, kapasitas ekonomi, infrastruktur, dan letak geografisnya membuat peluang pemekaran sangat realistis.

Realisasi wacana ini akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah daerah, dukungan masyarakat, dan kebijakan pemerintah pusat. Jika semua pihak sepakat, bukan tidak mungkin Atambua akan menjadi kota perbatasan baru yang memperkuat posisi Indonesia di kawasan timur.