Banjir Rob di Jalur Pantura Demak Masih Belum Surut Setelah Dua Minggu

Posted on


DEMAK BICARA —

Banjir rob yang melanda wilayah pesisir utara Kabupaten Demak, khususnya di Jalur Pantura Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Hingga Selasa (1/7/2025), genangan air laut setinggi 30–50 sentimeter masih menggenangi jalan nasional tersebut, mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas warga.

Arus Lalu Lintas Terganggu, Kendaraan Melambat

Kondisi terendamnya Jalur Pantura membuat banyak kendaraan, terutama truk dan mobil pribadi, harus mengurangi kecepatan secara drastis. Beberapa titik bahkan mengalami kemacetan akibat antrean panjang kendaraan yang melintasi jalan tergenang. Pengendara roda dua terpaksa mencari jalur alternatif atau menunggu air surut agar bisa melintas.

Banjir rob juga menyebabkan permukaan jalan cepat rusak, dengan banyaknya lubang tersembunyi di balik genangan air. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama pada malam hari atau saat hujan turun.

Dampak Terhadap Warga Sekitar dan Aktivitas Ekonomi

Banjir yang berlangsung terus-menerus selama dua minggu berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sekitar. Akses keluar-masuk desa menjadi terbatas, aktivitas ekonomi melambat, dan distribusi barang terganggu. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah di sepanjang jalur tersebut mengalami penurunan omzet karena berkurangnya lalu lintas pembeli.

Selain itu, air rob juga merendam halaman rumah warga, tempat ibadah, serta beberapa fasilitas pendidikan. Sebagian warga mulai mengeluhkan gangguan kesehatan akibat paparan air kotor dan kelembapan tinggi di lingkungan tempat tinggal mereka.

Permintaan Percepatan Pembangunan Tanggul Laut

Fenomena banjir rob yang berkepanjangan ini kembali menyoroti urgensi pembangunan infrastruktur penahan air laut di wilayah Demak. Wacana pembangunan tanggul raksasa atau

Giant Sea Wall

di kawasan pesisir utara Jawa kembali mencuat, mengingat rob tidak hanya bersifat musiman, tetapi makin intensif akibat perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah.

Masyarakat berharap pemerintah pusat maupun daerah dapat mempercepat pembangunan sistem pengendalian rob secara permanen. Jika tidak ditangani secara menyeluruh, rob berpotensi menenggelamkan lebih banyak permukiman dan mengganggu jalur logistik nasional yang melintasi kawasan Pantura.

Kondisi Cuaca dan Prediksi Pasang Air Laut

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan potensi banjir rob di wilayah utara Jawa Tengah, termasuk Demak, akibat fase bulan purnama dan meningkatnya aktivitas pasang air laut. Siklus pasang surut diperkirakan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan, sehingga genangan rob bisa bertahan lebih lama.

Pihak terkait diharapkan terus memantau kondisi lapangan dan memperbarui informasi kepada masyarakat, khususnya bagi pengguna jalan dan warga pesisir. Informasi yang akurat dan cepat sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian akibat genangan rob.

Penanganan Darurat Masih Terbatas

Upaya penanganan rob di Desa Sriwulan hingga saat ini masih bersifat darurat. Beberapa titik jalan hanya dilapisi material seadanya untuk mencegah kerusakan lebih parah. Tidak sedikit warga yang masih menggunakan pompa air secara swadaya untuk mengalirkan genangan dari halaman rumah mereka ke saluran pembuangan.

Minimnya solusi jangka panjang membuat rob menjadi masalah yang berulang tiap tahun. Tanpa intervensi serius dari pemerintah, situasi ini berpotensi memburuk dan memperluas dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat Demak dan pengguna Jalur Pantura.

Banjir rob di Jalur Pantura Demak, khususnya di Desa Sriwulan, masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda surut setelah dua pekan. Genangan air setinggi 30–50 cm ini mengganggu lalu lintas nasional, menurunkan aktivitas ekonomi warga, dan memperburuk kondisi infrastruktur jalan.

Masyarakat dan pengguna jalan mendesak percepatan solusi permanen, seperti pembangunan tanggul laut, untuk mengatasi krisis rob yang terus berulang dari tahun ke tahun.***