Bogor Akan Uji Coba Trem 2026, Ini Jalur yang Dibangun

Posted on

Kembali Menghidupkan Trem di Kota Bogor

Di masa lalu, sistem transportasi trem pernah menjadi bagian dari infrastruktur kota-kota besar Indonesia, terutama pada era kolonial Belanda. Namun, seiring perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan masyarakat, sistem ini akhirnya tidak lagi digunakan. Kini, Kota Bogor berencana untuk menghadirkan kembali moda transportasi ini sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan yang sering terjadi di kota tersebut.

Pemkot Bogor rencananya akan melakukan uji coba sistem transportasi trem pada tahun 2026. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi besar, yaitu sekitar Rp 7 triliun. Dengan nama proyek “Trem Pakuan”, pemerintah kota menilai bahwa ini adalah langkah penting menuju pembangunan kota yang lebih modern, hijau, ramah lingkungan, dan terintegrasi seperti kota-kota di Eropa.

Keseriusan Pemkot Bogor dalam mewujudkan proyek ini telah terlihat dari berbagai persiapan yang dilakukan. Termasuk dalam hal studi kelayakan dan penyusunan Perda yang akan mendukung pengoperasian trem. Mereka juga telah menunjuk Colas Rail dari Prancis untuk melakukan studi kelayakan proyek ini.

Trem merupakan sistem transportasi yang umum ditemukan di Eropa. Mirip dengan kereta api, tetapi beroperasi di perkotaan dengan rel yang dibangun di jalan-jalan yang sudah ada, sehingga bisa berjalan bersama dengan moda transportasi lain seperti mobil, bus, dan sepeda motor.

Di Indonesia, sistem ini pernah beroperasi di beberapa kota pada masa kolonial. Di Jakarta, misalnya, trem pertama mulai beroperasi sejak 1869. Selama beberapa waktu, tenaga uap digunakan untuk menggerakkan trem, namun kemudian digantikan oleh tenaga listrik. Sayangnya, sistem ini tidak bertahan lama di Jakarta karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi kota tersebut, hingga akhirnya dihentikan pada tahun 1960.

Empat Koridor yang Direncanakan

Dalam sebuah unggahan di media sosial, Walikota Bogor Dedie A. Rachim menyebutkan bahwa trem akan terintegrasi dengan Light Rail Transit (LRT) yang direncanakan akan mencapai Stasiun Baranangsiang pada tahun 2030. Nantinya, transportasi massal ini akan disambungkan dengan Trem Pakuan yang akan menghubungkan titik-titik penting di Kota Bogor secara aman dan nyaman.

“Bayangkan, suatu hari nanti kita bisa berkeliling Kota Bogor tanpa khawatir macet, naik transportasi yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan,” kata Dedie dalam caption unggahannya.

Ia menambahkan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar tentang moda transportasi baru, tetapi juga tentang membawa wajah Bogor yang lebih tertata, modern, dan bersahabat bagi seluruh warganya. Meski perjalanan masih panjang, langkah awal sudah dimulai, dan diharapkan setiap warga dapat merasakan manfaatnya, baik pelajar, pekerja, maupun wisatawan.

Rute dan Uji Coba yang Dilakukan

Adapun rute Trem Pakuan yang direncanakan meliputi empat koridor:

  • Koridor 1: Baranangsiang – Jalan Otista – Jalan Ir. H Juanda, Jalan Kapten Muslihat, Alun-Alun Bogor atau Taman Ade Irma Suryani, Sawojajar, kembali ke Sempur dan berakhir di Baranangsiang, sepanjang 7,1 kilometer.
  • Koridor 2: Warung Jambu – Pengadilan.
  • Koridor 3: Warung Jambu – Lippo Plaza.
  • Koridor 4: Terminal Baranangsiang – Plaza Ekalokasari.

Pada Juli 2025, Pemkot Bogor telah mengadakan pertemuan dengan PT Inka di Jakarta untuk membahas rencana uji coba prototype Tram Batere Inka. Salah satu titik uji coba direncanakan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2026 mendatang, dengan rute melintasi kawasan Alun-alun Bogor dari Skybridge hingga MA Salmun di sepanjang Jalan Nyi Raja Permas.