Ingin Hasil Panen Melimpah? Aturlah Pemupukan dan Perawatan dengan Tepat

Posted on


KABAR BANTEN

– Mau mempunyai tumbuhan yang hijau dan produktif? Pastinya diperlukan perawatan yang sesuai.

Metode termudah dan paling efektif di antaranya adalah dengan mengaplikasikan pupuk guna meningkatkan kadar nutrisi dalam tanah serta memperbaiki struktur tanah yaitu dengan penambahan kompos.

Sebagaimana diambil kabar dari akun Facebook Nimath, berikut adalah langkah-langkah penanaman pupuk serta perawatan yang dianjurkan.

Tetapi penggunaannya perlu diperhatikan dengan baik. Pemakaian pupuk kandang yang salah justru dapat menciptakan tantangan tambahan untuk para petani.

Pupuk kandang merupakan pupuk yang dihasilkan dari tinja hewan. Tinjak-tinja tersebut biasanya berasal dari hewan ternak umum seperti kambing, sapi, domba, serta burung unggas seperti ayam, yang dapat dipelihara oleh penduduk setempat.

Pupuk kandang tidak hanya tersedia dalam bentuk padatan, tetapi juga dapat ditemukan dalam bentuk Cairan yang dihasilkan dari urin binatang.

Pupuk kandang memiliki zat hara baik makro maupun mikro. Pupuk kandang yang berbentuk padat cenderung tinggi akan elemen-elemen hara makro, antara lain fosfor, nitrogen, serta kalium (NPK).

Komponen nutrisi mikro yang ditemukan pada pupuk kandang meliputi kalsium, magnesium, sulfur, sodium, zat besi serta tembaga.

Kompos kandang memiliki dua komponen utama, yakni: Pertama, kompos kandang dingin merupakan kompos yang diperoleh dari kotoran binatang yang diproses lambat-lambat oleh mikroba tanpa menghasilkan panas berlebih, seperti halnya kompos yang didapat dari tinja sapi, kerbau, serta babi.

Kedua, Pupuk kandang panas merupakan pupuk yang diperoleh dari limbah hewan yang telah diproses oleh mikroorganisme dengan kecepatan tinggi, menyebabkan terbentuknya panas. Contoh-contohnya termasuk pupuk yang dibuat dari tinja kambing, kuda, serta ayam.

Berikutnya, kita akan membicarakan tentang pupuk kandang dingin yang utamanya berasal dari kotoran sapi.

Apa bahayanya jika menggunakan pupuk kandang yang belum mengalami proses pematangan?

Pupuk kandang yang belum fermentasi masih memiliki kadar metana tinggi, jadi apabila digunakan secara langsung pada lahan pertanian dapat menyebabkan tumbuhan sayuran menjadi cepat layu. Apalagi bila pupuk tersebut diberikan dengan cara mulsa, gas metana bisa melepaskan diri lewat celah-celah mulsa.

Ini akan mengakibatkan tangkai tumbuhan menjadi cepat membusuk atau layu.

Di samping itu, pupuk kandang yang belum dingin dapat menghancurkan cacing tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.

Permasalahan lain terkait dengan kompos sapi yang belum mengomposting sempurna dapat berubah menjadi habitat bagi hama. Ini disebabkan oleh sifat kompos yang masih panas pada tahap awal, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal untuk perkembangan populasi serangga tersebut.

Hama-hama yang umum ditemukan di dalam pupuk kandang meliputi sebagai berikut.

– Embug (Uret/Gayas/Undi)

Kehadiran Uret di area pertanian umumnya disebabkan oleh penggunaan pupuk kandang yang tidak sepenuhnya terfermentasi (masih mentah). Hal ini dapat mengantarkan telor atau larva yang nanti akan menetas dalam pupuk tersebut yang belum siap pakai.

Setelah menetas, uret adalah serangga yang senantiasa lapar dan umumnya akan mengonsumsi akar-akar kecil pada tumbuhan. Jika akar tersebut rusak, maka bisa dipastikan tanaman itu sendiri pun akan meninggal.

– Wangwung (Kumbang Laki-laki dan Kumbang Perempuan)

Kumbang Jantan ataupun Kumbang Betina merupakan wujud akhir dari Uret.

Kumbang kurang menimbulkan gangguan namun umumnya masih menyantap dedaunan pada tumbuhan.

– Tuton (Ulat Tanah)

Ulat tanah hama (Tuton) dapat muncul akibat pemakaian pupuk kandang sapi yang belum mengompossi terlebih dahulu dan umumnya diletakkan di area perladangan.

Akibatnya, hama-hama di sekitar area pertanian akan berkembang biak dengan cepat karena adanya pupuk kandang yang dipasang itu.

Di waktu siang, ulat tersebut bertahan hidup di dalam tanah yang berdekatan dengan tumbuhan.

Pada saat malam tiba, ulat tersebut mengonsumsi bagian leher dari batang tanaman atau sektor batang yang berada di bawah permukaan tanah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman.

– Gangsir (Jangkrik Besar)

Gangsir juga bisa berkembang dengan cepat di kompos yang belum sepenuhnya matang serta tertimbun di area pertanian.

Gansir akan memangsa tanaman muda serta dedaunan yang masih lembut, akibatnya dapat merusak dan menahan pertumbuhannya.

Berikut adalah sejumlah saran tentang cara menyuburkan tanaman dengan menggunakan pupuk kandang. Mudah-mudahan informasinya berguna.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *