Inisiatif Angkot Pintar di Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung sedang menghadapi berbagai inisiatif dari pengusaha angkutan umum yang ingin memperkenalkan kendaraan angkot pintar. Salah satu perusahaan yang menawarkan konsep ini adalah PT Marlip Indo Mandiri, sebuah perusahaan manufaktur asal kota Bandung. Perusahaan ini telah membuat purwarupa atau model awal dari angkot pintar tersebut dan melakukan uji coba di jalanan kota yang dikenal macet.
Meski begitu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyatakan bahwa pihaknya belum memiliki kepastian untuk membeli kendaraan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada rencana spesifik untuk mengganti angkot konvensional yang saat ini beroperasi.
Farhan menjelaskan hal ini setelah menggelar rapat bersama jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) dan para perwakilan pengusaha angkutan umum di Kantor Dishub Kota Bandung, Gedebage, pada Senin (4/8/2025). Selain itu, ia juga sempat mencoba langsung angkot pintar yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
“Kami belum memiliki komitmen untuk membeli kendaraan tersebut. Saya yakin kepada para pemilik dan pengemudi angkot bahwa belum ada rencana pergantian secara spesifik,” katanya.
Konsep Transportasi Umum yang Masih Dalam Wacana
Menurut Farhan, Pemkot Bandung masih dalam wacana untuk membangun konsep integrasi transportasi umum di kota ini. Proses pembangunan konsep tersebut melibatkan para pemilik dan sopir angkot, termasuk dalam survei jalur untuk Bus Rapid Transit (BRT).
“Dari awal kami selalu mengajak dan melibatkan koperasi angkutan umum. Harus ikut, tidak bisa tidak,” ujarnya. Ia juga menepis kabar yang menyebutkan bahwa angkot pintar akan segera menggantikan angkot konvensional.
“Berita itu saya bisa katakan sebagai hoaks,” tambahnya. Meskipun demikian, Pemkot Bandung tetap terbuka dengan penawaran konsep angkot pintar lainnya.
Kolaborasi untuk Membangun Transportasi Umum
Farhan menekankan bahwa masalah transportasi di Kota Bandung tidak mungkin diselesaikan sendiri oleh pemerintah kota. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam membangun dan mengoperasikan tulang punggung transportasi umum di kota ini.
Ia menjelaskan bahwa proyek BRT yang menghubungkan kawasan timur dan barat sudah dalam proses realisasi. Sedangkan untuk kawasan utara dan selatan, pihak Kementerian Perhubungan telah menyatakan kesiapan untuk membantu mengatasi permasalahan transportasi umum.
“Angkot aja di mana? Di sekeliling empat kuadran ini, akan dibangun,” ujar Farhan sambil menggerakkan tangan menyilang dan memutar.
Angkot Konvensional Masih Ada, Tapi Harus Berubah
Farhan juga membantah kabar bahwa angkot konvensional akan dihapus. Ia menegaskan bahwa angkot masih akan tetap ada, tetapi harus bertransformasi. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang perubahan yang dimaksud.
“Ya ada, tapi mesti berubah, bertransformasi. Pelakunya siapa? Makanya dari awal pelaku dilibatkan,” tegasnya.
Fitur Angkot Pintar yang Ditawarkan
CEO dan Founder PT Marlip Indo Mandiri, Masrah Marang, menjelaskan bahwa pembuatan purwarupa angkot pintar berdasarkan hasil diskusi dengan para pengusaha angkot yang tergabung dalam koperasi seperti Kopamas, Kobutri, dan Kobanter. Angkot pintar yang dibuat dinamai Angklung atau Angkutan Kota Listrik Bandung.
Fitur yang terdapat dalam angkot pintar ini antara lain AC, rear camera, LCD TV, audio, PC dashcam DVR, elektric door passenger, wheel chair seat, wifi, serta alat untuk tap kartu pembayaran non tunai. Kendaraan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengelola, penumpang, maupun pemerintah.
“Angkot ini dapat memuat 14 penumpang ditambah 1 kursi buat pengemudi,” jelas Masrah. Dibandingkan dengan angkot konvensional, kendaraan ini lebih hemat bahan bakar dan cocok digunakan di wilayah perkotaan.
Keunggulan Angkot Pintar
Masrah menjelaskan bahwa angkot pintar ini memiliki jarak tempuh hingga 200 kilometer dan kecepatan maksimum 80 kilometer per jam dengan dua opsi kecepatan low dan high. Harganya kurang dari Rp 400 juta.
Meskipun purwarupa angkot pintar ini diinisiasi oleh beberapa koperasi angkutan umum, Masrah menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu kebijakan dari Pemkot Bandung untuk melakukan produksi massal.
“Setelah ada keputusannya, kami akan produksi massal dan kami sudah siap produksinya. Namun, koperasi ini yang banyak memberi masukan. Diminta seperti ini-itu, kami adaptasi supaya angkutan ini betul-betul fungsional sesuai dengan apa yang mereka inginkan,” ujarnya.