Tantangan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Kenaikan jumlah limbah dari berbagai sumber seperti aktivitas rumah tangga, pasar tradisional, dan kawasan wisata menjadi salah satu faktor utama. Selain itu, kondisi geografis yang beragam—termasuk wilayah perkotaan, pedesaan, dan pegunungan—menyulitkan proses pengangkutan dan pengolahan sampah secara merata.
Keterbatasan infrastruktur serta sistem pengelolaan yang masih konvensional membuat kesadaran masyarakat untuk memilah sampah di tingkat rumah tangga masih rendah. Banyak warga belum terbiasa membedakan antara sampah organik dan anorganik, serta kurang memahami nilai ekonomi dari daur ulang.
Pendekatan Berbasis Masyarakat
Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur tidak hanya fokus pada penguatan infrastruktur fisik, tetapi juga membangun pendekatan berbasis masyarakat. Beberapa program edukatif telah digencarkan, seperti pelatihan pengolahan sampah organik, pengembangan bank sampah di desa-desa, dan kampanye pilah sampah di sekolah serta pesantren.
Melalui kolaborasi dengan tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan kelompok perempuan, pemerintah daerah berupaya menanamkan budaya memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Peran ISWMP dalam Pengelolaan Sampah
Program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project) turut berkontribusi dalam pembangunan kebijakan dan sistem kelembagaan yang mendukung keberlanjutan program. Di Kabupaten Cianjur, ISWMP telah memberikan beberapa kontribusi nyata:
- Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) yang menjadi acuan pengembangan layanan pengelolaan sampah jangka panjang.
- Dukungan terhadap penyusunan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang telah melalui tahap harmonisasi draft Perda.
- Penguatan kelembagaan melalui pelatihan pembentukan UPTD dan penyiapan dokumen persyaratan pembentukannya serta memberikan pedoman kelembagaan untuk operator pengumpulan sampah dari sumber ke TPST.
RISPS berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang. Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan SDM dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan.
Pilot Project di Kelurahan Sawahgede
Di Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur, khususnya RT 03 RW 14, ditetapkan sebagai lokasi pilot project. Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari pengurus lingkungan dan warga.
Sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, warga di lokasi ini didampingi untuk mengembangkan sistem pemilahan sampah dari sumber. Proses dimulai dari koordinasi dengan RT/RW, sosialisasi ke warga, hingga penyediaan alat bantu seperti dropbox, ember pilah, dan stiker rumah tangga yang memilah.
Hasil yang Terlihat
Dalam dua bulan, perubahan terlihat jelas. Warga mulai terbiasa memilah. Dukungan RT/RW semakin kuat. Bank sampah pun menerima sampah terpilah dengan kualitas lebih baik. Hasilnya:
- Rata-rata 49–52 kg sampah organik berhasil dipilah setiap hari dari satu RT saja.
- 10–20 kg sampah daur ulang juga terkumpul setiap harinya.
Angka ini menunjukkan satu RT saja bisa memberikan kontribusi besar terhadap pengurangan sampah yang berakhir di TPA. Bila diterapkan di skala kelurahan, potensi pengurangan sampah bisa mencapai ratusan kilogram per hari.
Keberlanjutan dan Replikasi
Keberhasilan ini tak lepas dari kerja bersama banyak pihak. Tim fasilitator dari program PPAM terus hadir mendampingi warga dan membangun komunikasi erat dengan pengurus RT. Dinas Lingkungan Hidup turut mendukung dengan memastikan sistem pengangkutan berjalan optimal. Warga pun makin percaya diri memilah sampah karena hasil pilahan benar-benar dikelola dan dimanfaatkan.
Saat ini, Kelurahan Sawahgede tengah merencanakan replikasi pilot project di beberapa wilayah lainnya, yaitu di RW 01 (RT 01, 02, 03, 04), RW 11 (RT 01, 02, 03), RW 14 RT 02, dan RW 15 (RT 01, 02, 03, 04). Untuk mendukung ini, telah dibentuk pula Duta Pilah Sampah yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan di tiap wilayah.