KM 92 Tol Cipularang Terkenal Seram, KNKT Menganjurkan ‘Ritual’ Seperti Ini
KM 92 Tol Cipularang Menakutkan, KNKT Menganjurkan ‘Ritual’ Seperti Ini
KNKT menyarankan agar dilakukan pembersihan menyeluruh di KM 92 toll Cipularang karena kerap terjadi kecelakaan.
/ News
Irsyaad W 30 Mei, 12:00 Siang 30 Mei, 12:00 Siang
– Di kilometer 92 jalan Tol Cipularang sering dikenal sebagai area berbahaya akibar terjadinya beberapa kecelakaan sebelumnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menyarankan untuk melaksanakan ‘ruwatan’.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah ruwatan mengacu pada pembebasan individu atau lokasi dari dampak buruk, nasib sial, atau kutukan yang akan datang.
Secara serupa, KNKT juga memberikan saran perubahan ke beberapa instansi terkait area KM 92 pada jalur toll Cipularang.
Rekomendasi ini berkaitan dengan peluncuran temuan investigasi mengenai serangkaian kecelakaan di Tol Cipularang yang terjadi pada November 2024 kemarin.
Dalam pernyataannya secara resmi, KNKT menjelaskan bahwa kecelakaan yang mencakup truk dengan trailer tersebut, sehingga menewaskan seorang individu, mencederai empat orang dalam kondisi serius, serta melukai 25 lainnya dalam tingkat cedera ringan, disebabkan oleh gabungan dari beberapa elemen tertentu.
Berdasarkan informasi tersebut, kejadian tabrakan itu dipicu oleh truk dengan semburan rem berbentuk lipatan atau dikenal sebagai jackknifing. Ini terjadi karena kendaraan ini tidak dapat menjaga keseimbangannya saat pengereman di medan licin misalnya genangan air, menyebabkan kontrol atas kendaraan hilang hingga akhirnya melengkung menuju bagian depan atau traktornya.

“Kejadian tersebut disebabkan oleh perbedaan koefisien gesekan pada roda-roda sisi kanan dan kiri dari truk trailer,” demikian dijelaskan KNKT dalam rilis resmi mereka, seperti dilaporkan Kompas.com pada tanggal 26 Mei 2025.
Selanjutnya disebutkan, penyebab utama kematian dan cidera serius adalah karena kendali atas truk trailer menjadi sangat sulit.
Butuh waktu dan ruang gerak yang cukup untuk memulihkan keseimbangan di antara traktor dan trailer, atau untuk memperbaiki kondisi jackknife.
Sebagai konsekuensi dari temuan penelitian ini, KNKT sudah menyerahkan beberapa saran keamanan kepada para pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan
Disarankan untuk meninjau kembali peraturan mengenai area evakuasi darurat, mencakup tata letak serta kemudahan akses bagi truk besar.
KNKT menyampaikan saran supaya tidak melakukan instalasi speed trap atau garis tremor di area jalan menurun dan berkelok-keliw, sebab hal tersebut bisa memengaruhi keseimbangan kendaraan besar yang melewati dengan laju cepat. Penempatan penanda lalu lintas pun harus dievaluasi ulang guna mencegah kerumitan informasi yang dapat membuat bingung para sopir, terlebih di ruas jalan yang memiliki frekuensi kecelakaan signifikan.

2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Infrastruktur Kepublikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KNKT mengingatkan untuk mengevaluasi ulang desain sistem pengairan pada sejumlah jalur jalan tol yang terdapat kemiringan ekstrem agar bisa mencegah pembentukan genangan air.
Pada tabrakan melibatkan truk dengan semburan air yang muncul di pinggir jalan membuat adanya selisih koefisien gesek antara sisi kanan dan kiri dari truk tersebut, hal ini memicu kondisi dikenal sebagai jackknifing.
Di samping itu, KNKT juga menyarankan untuk menyusun peraturan terkait ketentuan maksimal kedalaman genangan air di jalur tanpa hambatan, sehingga memungkinkan truk bisa melewati dengan selamat.
Penilaian atas tempat istirahat dan layanan (rest area) harus juga dikerjakan, khususnya pada rest area KM 97B dimana ruang parkir bagi truk sangatlah terbatas.
3. Otoritas Regulasi Jalan Tol (ORJL)
KNKT menyarankan agar pengecekan lebih ditingkatkan pada sistem manajemen lalu lintas di area proyek perbaikan jalan, mengingat dari hasil penyelidikannya diketahui bahwa adanya pembangunan ulang jalan di KM 91+600 telah memicu kemacetan traffic.
KNKT merekomendasikan bahwa penyesuaian sistem lalu lintas pada area konstruksi jalan harus memperhitungkan kecepatan operasional untuk kendaraan berukuran besar, kemiringan jalanan yang turun, dan juga adanya volume lalu lintas yang cukup padat.
Di samping itu, BPJT dianjurkan pula untuk mengevaluasi posisi dari tanda-tanda lalu lintas sehingga tidak berada pada satu area saja, karena hal ini bisa membuat para sopir bingung dan kesulitan dalam mengambil keputusan saat berkendara.
4. Jasa Marga
Diupayakan untuk meningkatkan sistem pengelolaan arus lalu lintas di jalan tol Cipularang, khususnya pada rute yang memiliki angka kecelakaan tinggi atau saat kondisi cuaca buruk seperti hujan.
Pada insiden tersebut, disinyalir bahwa dari kilometer 99 sampai kilometer 88 di jalur B terdapat penurunan yang cukup ekstensif dan rawan menyebabkan kecelakaan untuk truk besar.
Di samping itu, KNKT juga mengharapkan agar Jasa Marga melakukan perombakan pada desain jalur berhenti darurat (JPD) sehingga bisa lebih mudah digunakan oleh armada besar.
“KNKT menggarisbawahi bahwa rekomendasinya ditujukan untuk memperbaiki tingkat keselamatan pada jalan tol Cipularang serta untuk mencegah terulangnya insiden sejenis di kemudian hari,” demikian tertulis dalam pernyataan dari KNKT.
“KNKT berharap agar seluruh pihak bisa secepatnya menerapkan tindakan perbaikan sesuai dengan anjuran yang sudah diberikan,” demikian tertulis dalam laporannya.
Copyright 2025
Related Article
-
Kisah Pengalaman Tragis Korban Kecelakaan KM 92 Tol Cipularang, Saksikan Atap Toyota Agya Tertimpa Mobil Lain
-
Letnan Kolonel AD menjadi korban di KM 92 Tol Cipularang, mobil dinas menabrak kendaraan lain
-
Petugas Terkejut, Hubungan Antara Trailer dan Truk Sebabkan Kecelakaan di Kilometer 92 Tol Cipularang Berbeda dengan Hasil UJI KIR