Menguji Kemampuan Bandara di Sekitar IKN dengan Aktivitas Normal

Posted on

Persiapan Transportasi untuk Ibu Kota Nusantara

Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kalimantan Timur membutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai, terutama dalam hal bandara. Saat ini, satu-satunya bandara yang menjadi penghubung utama adalah Bandara Sultan Aji, Balikpapan. Namun, kapasitasnya dinilai tidak cukup jika IKN benar-benar berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan ibu kota negara.

Anggota Komisi VII DPR, Bambang Haryo Soekartono (BHS), menyoroti pentingnya transportasi dalam mendukung fungsi IKN. Menurutnya, Jakarta selama ini tidak hanya sebagai ibu kota negara, tetapi juga pusat pemerintahan yang melayani sekitar 10 juta penduduk dari berbagai wilayah Pulau Jawa setiap harinya. Dari jumlah tersebut, sekitar 3,5 juta orang berasal dari daerah Bodetabek, sementara sisanya berasal dari kota-kota lain di Pulau Jawa.

BHS menjelaskan bahwa masyarakat dapat menggunakan berbagai moda transportasi untuk mencapai Jakarta, termasuk jalan kaki, sepeda, becak, kuda, sepeda motor, mobil, kereta api, dan lainnya. Namun, jika IKN menjadi ibu kota baru, maka masyarakat yang terkait langsung akan berpindah ke sana. Hal ini akan membuat IKN menjadi pusat perusahaan besar, termasuk BUMN dan lembaga pemerintah.

Saat ini, diasumsikan hanya ada sekitar 2 juta penduduk yang terkait dengan IKN. Mereka akan mengakses IKN melalui transportasi udara dan laut. Dengan asumsi harga tiket pesawat rata-rata Rp 1,5 juta, biaya perjalanan pulang pergi untuk satu orang mencapai Rp 3 juta. Dengan jumlah penduduk 2 juta, diperkirakan ada perputaran uang sebesar Rp 6 triliun per hari hanya dari segi transportasi udara.

Selain itu, biaya akomodasi juga harus dipertimbangkan. Jika dianggap sebesar Rp 1 juta per orang per hari, maka total biaya akomodasi untuk 2 juta penduduk mencapai Rp 2 triliun per hari. Dengan demikian, total biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk menuju IKN dan tinggal di sana mencapai Rp 8 triliun per hari. Untuk satu tahun, angka ini meningkat menjadi sekitar Rp 2.920 triliun.

Dalam konteks transportasi udara, saat ini terdapat sekitar 450 pesawat yang beroperasi di Indonesia dengan kapasitas 200 penumpang per pesawat. Jika semua pesawat dialihkan ke IKN, maka dalam satu hari dapat melayani hingga 90 ribu penumpang. Namun, dalam 24 jam, hanya bisa dilakukan empat kali penerbangan. Artinya, daya tampung maksimum hanya 360.000 penumpang per hari. Padahal, kebutuhan masyarakat mencapai 2 juta orang per hari.

Kapasitas Bandara Sultan Aji Balikpapan sangat terbatas. Hanya mampu menampung 30 parking stand pesawat dengan kapasitas maksimal 45 ribu penumpang per hari. Sementara itu, Bandara IKN hanya mampu menampung 600 penumpang per hari. Hal ini membuat transportasi udara tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi transportasi laut yang memiliki waktu tempuh yang lebih lama dan terbatas.

Masalah ini semakin kompleks karena wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali, dan NTT juga akan mengarah ke IKN. Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa mencapai IKN? Apa saja moda transportasi yang tersedia? Ini menjadi pertanyaan penting yang harus dikaji secara mendalam agar IKN benar-benar siap menjadi ibu kota negara yang layak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *