Pembatasan Lahan Tol Getaci: Desa dengan Lahan Terluas yang Tergusur, Menunggu Pembayaran UGR Selama 10 Bulan

Posted on

Desa Bojong, Kecamatan Nagreg yang Menjadi Sorotan dalam Proyek Tol Getaci

Desa Bojong di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu desa dengan lahan terluas yang tergusur oleh proyek pembangunan jalan tol Getaci. Pembebasan lahan di desa ini masih belum selesai hingga saat ini, meskipun warga sudah menanti selama 10 bulan untuk menerima uang ganti rugi (UGR) atau pembayaran sesuai kesepakatan.

Pada awal tahun 2024, warga pemilik lahan di Desa Bojong telah sepakat untuk menerima bentuk pergantian berupa uang daripada bentuk lain seperti relokasi atau penggantian dalam bentuk saham. Namun, hingga Agustus 2025, mereka belum juga menerima surat undangan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung untuk pelaksanaan pembayaran UGR.

Sebelum tahapan pembayaran UGR dapat dilakukan, terlebih dahulu dilakukan verifikasi oleh tim pengadaan lahan, kemudian pengumuman peta bidang dan danom. Setelah itu, baru masuk ke tahap musyawarah UGR. Namun, proses ini berjalan cukup lambat. Dari tahap pengumuman peta bidang dan danom ke musyawarah UGR ada jeda waktu hingga 9 bulan. Selanjutnya, dari musyawarah UGR ke tahap pembayaran UGR sudah berjalan selama 10 bulan tanpa adanya kepastian jadwal.

Pertanyaan mengenai kapan pembayaran UGR akan dilakukan sering muncul di berbagai media, termasuk kolom komentar di kanal YouTube Nirwati Channel. Warga atau keluarga pemilik lahan di Desa Bojong banyak yang mempertanyakan kepastian pembayaran UGR, seperti yang ditulis oleh beberapa pengguna media sosial.

Daftar Desa yang Terdampak Proyek Tol Getaci

Di Kecamatan Nagreg, Desa Bojong merupakan salah satu dari enam desa yang terkena dampak proyek Tol Getaci. Berikut adalah daftar desa-desa tersebut beserta luasan lahannya:

  • Desa Bojong: 66,85 hektare
  • Desa Mandalawangi: 32,85 hektare
  • Desa Ciherang: 23,08 hektare
  • Desa Nagreg: 0,41 hektare
  • Desa Citaman: 2,03 hektare
  • Desa Ganjar Sabar: 13,79 hektare

Dengan luas lahan sebesar 66,85 hektare, Desa Bojong menjadi desa dengan lahan terluas yang tergusur dalam ruas Gedebage hingga Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Luas lahan ini hampir setengah dari areal Bandara Husein Sastranegara Bandung yang mencapai 147 hektare.

Lahan yang tergusur di Desa Bojong diprediksi akan digunakan untuk pembangunan konstruksi penting dari jalan Tol Getaci, seperti jalan simpang susun sebagai penghubung antara jalan tol dengan exit tol. Hal ini didukung oleh informasi dari kanal YouTube Iding Sobarna, yang menyebutkan bahwa jalan simpang susun akan dibangun di area Desa Bojong.

Peran Desa Bojong dalam Pembangunan Jalan Tol Getaci

Jalan simpang susun yang akan dibangun di Desa Bojong bertujuan untuk mendukung pembangunan exit tol Nagreg. Exit tol ini akan berada di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Lokasi exit tol ini tidak jauh dari perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut.

Dari exit tol Nagreg, nantinya akan terhubung dengan Jalan Raya Nagreg yang berada sekitar 1 hingga 1,5 kilometer dari Jalan Lingkar Nagreg. Jalur ini akan menghubungkan ke arah tanjakan dan lingkar Nagreg serta ke Limbangan.

Dengan adanya pembangunan jalan tol Getaci, Desa Bojong memiliki peran penting dalam memfasilitasi aksesibilitas wilayah yang lebih baik. Meski demikian, proses pembebasan lahan dan pembayaran UGR yang tertunda menjadi tantangan bagi warga setempat. Mereka berharap agar kepastian pembayaran bisa segera diberikan agar dapat menjalani kehidupan yang lebih stabil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *