Pemerintah Bakal Bangun Jalan Aspal dari Sampah Plastik, Bima Arya: Bali Pas untuk yang Pertama

Posted on


PIKIRAN RAKYAT


– Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengajak mengajak pihak swasta merancang kajian penggunaan sampah plastik untuk aspal jalan yang kemudian bisa dimanfaatkan di jalan-jalan daerah.

Hal itu disampaikan Bima Arya saat berada di Kabupaten Badung, Sabtu. Ia menyebut ajakannya ini ke Chandra Asri Group sebagai penggagas showcase aspal plastik di Jimbaran Hub, Bali, Sabtu, 5 Juli 2025.

“Dari Kemendagri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri ini nanti berkolaborasi lah dengan buat kajian, kita hitung produksi sampah plastik dikaitkan langsung dengan kebutuhan pemeliharaan lahan, ruas jalan di mana saja,” kata dia.

Berangkat dari hasil kajian, pemerintah juga dapat membentuk regulasi yang tepat sehingga ada payung hukum dan produksi sampah plastik menjadi aspal secara masif.

“Di paling hulu ada regulasi dan harus ada contoh-contoh kota/kabupaten dan provinsi yang bisa menjadi pilot di sini, Bali ini cocok sekali untuk showcase-nya karena kita sekarang diuji di Pulau Dewata surga dunia tetapi ada tantangan keseimbangan ekosistem, eksploitasi pariwisata, sampah plastik, alih fungsi lahan,” ujarnya.

Menurut Bima, Langkah penggunaan sampah plastik untuk jalan maka sampah plastik bisa tertangani.

Menurut catatan Kementerian Pekerjaan Umum sendiri jalan provinsi sepanjang 48 ribu kilometer (km) dan perkotaan 38 ribu km di Indonesia, sehingga potensial diterapkan teknologi aspal plastik.

Apalagi, amanat konstruksi jalan berkelanjutan pada prinsipnya mengandung tiga pilar yang harus didukung, yaitu aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi, sehingga ini bagian dari ramah lingkungan.

Bami mengaku akan mendorong penerapan aspal plastik setelah dari Bali menjalar ke kota-kota besar dengan APBD yang mumpuni dan kebutuhan infrastruktur sesuai.

Tanggapan Pihak Swasta Soal Aspal dari Plastik

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group Edi Rivai mengatakan pihaknya sia membantu pemerintah, sebab mereka sudah berpengalaman memanfaatkan sampah plastik hingga membentuk aspal plastik di jalan sepanjang 120,8 km di seluruh Indonesia.

“Capaian ini menunjukkan besarnya peluang pemanfaatan sampah plastik pascakonsumsi sebagai material campuran aspal yang bernilai guna tinggi,” kata dia.

Tercatat untuk satu kilometer jalan ada 3 ton sampah plastik yang mereka manfaatkan, sehingga lebih dari 1.500 ton sampah sudah mereka tangani.

“Suplai sampahnya rata-rata kami ambil dari daerah yang dikerjakan, namun dari inisiatif kami juga sudah berupaya menampung sampah plastik yang akan dibuat sebagai aspal plastik,” ujar Edi Rivai.

Penggunaan Sampah Plastik Jadi Jalan Aspal Sudah Diterapkan di Singapura

Sebagai percontohan, negara tetangga Singapura saat ini sedang aktif menggunakan sampah plastik untuk dijadikan aspal dalam pembangunan jalan. Ini adalah salah satu upaya Negeri Singa tersebut untuk mengatasi masalah limbah plastik sekaligus menciptakan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.

Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS) dan startup lokal untuk menguji dan mengimplementasikan teknologi ini. Beberapa ruas jalan utama seperti West Coast Highway dan Pan-Island Expressway, serta jalan-jalan lain seperti Jalan Buroh, telah menjadi lokasi uji coba.

Sampah plastik dikumpulkan, dibersihkan, dan dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil. Fragmen-fragmen ini kemudian dicampur dengan aspal konvensional, atau diolah menjadi material mirip bitumen baru. Salah satu startup, Magorium, bahkan mengembangkan teknologi untuk mengubah plastik yang sulit didaur ulang menjadi bahan yang disebut NEWBitumen untuk konstruksi jalan.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *