Revitalisasi Kampung Nelayan Tanjung Kait: Program Kolaborasi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Warga
Pemerintah Kabupaten Tangerang tengah melakukan revitalisasi terhadap kampung nelayan yang berada di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk. Kampung tersebut memiliki luas lahan sekitar 1,3 hektare dan ditempati oleh 110 keluarga. Proses revitalisasi ini dilakukan sebagai bagian dari program Selaras yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, ramah lingkungan, serta berkelanjutan.
Tujuan Program Selaras
Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, menjelaskan bahwa program Selaras merupakan salah satu inisiatif utama dalam upaya memperbaiki kondisi permukiman masyarakat. Setiap tahunnya, pihak pemerintah menargetkan pembenahan sebanyak 1.000 unit rumah tidak layak huni melalui program ini. Selaras juga menjadi kelanjutan dari kebijakan sebelumnya, yaitu Gebrak Pakumis yang digagas pada masa kepemimpinan Bupati Ahmed Zaki Iskandar.
Program ini diwujudkan dengan pendanaan yang berasal dari APBD Kabupaten Tangerang serta kolaborasi dengan pihak ketiga. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan tidak hanya perbaikan bangunan yang terlihat, tetapi juga peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Pendanaan dan Kerja Sama
Dalam hal pendanaan, pihak pemerintah mengklaim bahwa kerja sama dengan pihak ketiga dapat menghemat anggaran. Contohnya adalah program revitalisasi di kampung nelayan Tanjung Kait. Sebelumnya, diperkirakan anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 13 miliar, namun dengan bantuan pihak ketiga, anggaran bisa diminimalisir hingga Rp 5,7 miliar.
Sekretaris Bappeda Kabupaten Tangerang, Erwin Mawandy, menjelaskan bahwa pihak ketiga yang terlibat antara lain adalah Habitat for Humanity Indonesia. Lembaga ini telah bekerja sama dalam beberapa proyek sebelumnya, termasuk di kampung nelayan Ketapang di wilayah yang sama.
Infrastruktur dan Fasilitas yang Dibangun
Kampung nelayan Tanjung Kait dirancang dengan konsep hunian yang layak dan sehat. Beberapa fasilitas utama seperti infrastruktur jalan, air bersih, penerangan, Posyandu, dan balai warga akan disediakan. Selain itu, akan dibangun dermaga serta Tempat Pengumpulan Ikan (TPI) dan Titik Penjualan Makanan Laut (TPML) untuk mendukung kemandirian ekonomi para nelayan.
Selain itu, pihak pemerintah juga akan menyediakan ruang terbuka hijau dan tempat pengolahan sampah sementara. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Peran Habitat for Humanity Indonesia
Manajer Proyek Habitat for Humanity Indonesia di Tangerang, Dwi Agustanti, menjelaskan bahwa revitalisasi kampung nelayan Tanjung Kait sudah dimulai sejak 2021. Selain membantu pembangunan fisik, lembaga ini juga memberikan edukasi tentang sanitasi, penguatan komunitas, serta pemberdayaan ekonomi kepada warga.
Sejarah dan Proses Pembangunan
Awalnya, kampung nelayan ini berdiri di atas tanah milik seorang anggota Kelenteng Tjoe Soe Kong. Pada awalnya, penduduk datang dan membangun rumah dengan izin lisan dari klenteng tersebut. Untuk memperkuat hak atas tanah, Habitat for Humanity Indonesia bekerja sama dengan Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) untuk membeli tanah senilai Rp 2,2 miliar.
Warga kemudian membayar tanah tersebut dengan cara angsuran atau lunas. Setiap keluarga juga mendapatkan rumah seluas 30 meter persegi yang dibangun secara gratis. Rumah tersebut dilengkapi dengan teras, ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Sementara dapur harus dibangun sendiri oleh warga.
Progres Pembangunan Saat Ini
Saat ini, pembangunan 110 unit rumah nelayan sudah mencapai tahap pemasangan tiang dan penembokan dinding. Warga juga diberikan kebebasan dalam menentukan desain rumah, termasuk penataan teras yang sesuai keinginan mereka. Pembuatan dapur dan warna cat juga disesuaikan dengan keinginan pemilik rumah.
Selain itu, pihak pemerintah juga sedang membangun jalan utama dan lingkungan, serta fasilitas umum lainnya. Dermaga khusus bagi nelayan akan disiapkan oleh pengembang Pantai Indah Kapuk (PIK 2), lengkap dengan tambatan perahu.
Ulasan Warga
Salah satu warga, Tuti Alawiyah, mengungkapkan rasa suka cita atas perubahan yang terjadi di kampungnya. Ia berharap pembangunan segera selesai sehingga kampung yang dulu kumuh menjadi lebih nyaman dan layak tinggal. “Kami berterima kasih,” ujarnya.