Pengerukan Muara Sungai di TPI Glayem Diharapkan Tingkatkan Hasil Nelayan Indramayu

Posted on

Pemerintah Kabupaten Indramayu Lakukan Pengerukan Muara Sungai di TPI Glayem

Pemerintah Kabupaten Indramayu melakukan pengerukan muara sungai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Glayem, Kecamatan Juntinyuat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Agustus 2025, dengan tujuan mengatasi masalah pendangkalan yang selama ini mengganggu aktivitas nelayan dalam bongkar muat hasil tangkapan.

Pendangkalan menjadi masalah klasik bagi nelayan di wilayah Glayem. Setiap kali air surut, banyak kapal kesulitan untuk keluar atau masuk pelabuhan, sehingga proses bongkar muat ikan terhambat. Hal ini tidak hanya memengaruhi jadwal kerja nelayan, tetapi juga berpotensi menurunkan kualitas ikan yang dibawa ke darat.

Pengerukan yang dilakukan di TPI Glayem diharapkan mampu membuka jalur air agar arus keluar masuk kapal lebih lancar. Dengan alur yang bersih dari sedimentasi, kapal nelayan bisa beroperasi lebih efisien dan biaya operasional dapat diminimalisir.

Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang hadir langsung di lokasi pengerukan, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung kesejahteraan nelayan. Ia menegaskan bahwa kelancaran aktivitas perikanan adalah prioritas utama Pemkab Indramayu.

“Jika alur muara lancar, bongkar muat ikan bisa dilakukan lebih cepat dan aman. Ini akan membantu nelayan menghemat waktu, menjaga kualitas ikan, dan meningkatkan pendapatan,” ujar Lucky di sela peninjauan.

Menurutnya, keberadaan TPI Glayem bukan hanya sekadar tempat lelang ikan, tetapi juga pusat perputaran ekonomi bagi masyarakat pesisir. Ribuan warga menggantungkan hidup dari aktivitas perikanan di lokasi ini, mulai dari nelayan, pengepul, pedagang ikan, hingga pekerja angkut.

Lucky menambahkan bahwa meski pengerukan muara bersifat sementara karena dalam hitungan bulan sedimentasi bisa kembali terjadi, langkah ini perlu dilakukan secara berkala. Menurutnya, solusi permanen membutuhkan investasi besar, namun penanganan cepat tetap harus menjadi prioritas.

“Pengerukan ini harus dilihat sebagai bagian dari langkah solutif jangka pendek. Harapan kami, dampaknya bisa terasa langsung bagi nelayan dan memberi efek berganda pada perekonomian pesisir,” tegasnya.

Ketua TPI Glayem, Rastilah, menyambut baik langkah cepat pemerintah. Ia menilai pengerukan ini sangat membantu kelancaran operasional nelayan. Menurutnya, hambatan akibat pendangkalan selama ini kerap menurunkan jumlah produksi ikan yang dilelang di TPI.

Senada, Sekretaris TPI Glayem, Dedi Aryanto, mengatakan bahwa alur yang terbuka membuat kapal lebih leluasa keluar masuk. Dampaknya, waktu tunggu bongkar muat berkurang, dan hasil tangkapan bisa segera dilelang dalam kondisi segar.

“Dengan kondisi muara yang lancar, produktivitas TPI akan meningkat. Nelayan pun bisa melaut tanpa khawatir terjebak di muara saat air surut,” ungkap Dedi.

Selain itu, Dedi menilai perhatian pemerintah terhadap kebutuhan nelayan di Glayem menunjukkan komitmen yang nyata. Ia berharap program serupa bisa dilakukan secara rutin di titik-titik lain yang mengalami pendangkalan parah.

Kegiatan pengerukan ini tidak hanya berdampak pada nelayan, tetapi juga pada pedagang ikan di sekitar TPI. Dengan alur yang lancar, pasokan ikan ke pasar menjadi lebih stabil dan beragam, sehingga pedagang bisa memenuhi permintaan konsumen dengan baik.

Warga sekitar pun turut merasakan manfaatnya. Beberapa pemilik usaha seperti warung makan, penjual es, hingga penyedia bahan bakar kapal juga ikut menikmati efek positif dari meningkatnya aktivitas nelayan.

Pemerintah Kabupaten Indramayu menegaskan bahwa program pengerukan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam menjaga sarana dan prasarana pelabuhan perikanan. Tidak hanya di Glayem, pengerukan serupa akan dilakukan secara bertahap di 14 muara sungai lainnya.

Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menjadikan Indramayu sebagai salah satu pusat perikanan terbesar di Jawa Barat. Dengan infrastruktur pelabuhan yang memadai, diharapkan hasil tangkapan nelayan dapat meningkat signifikan setiap tahunnya.

Selain pengerukan, pemerintah juga tengah mengkaji program pendukung seperti perbaikan dermaga, peningkatan fasilitas TPI, serta pembinaan nelayan dalam pengelolaan hasil tangkapan agar memiliki nilai jual lebih tinggi.

Penguatan sektor perikanan dianggap penting karena memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Data Dinas Perikanan dan Kelautan mencatat, ribuan ton hasil tangkapan ikan keluar masuk TPI Glayem setiap tahun.

Dengan pengerukan muara yang kini dilakukan, diharapkan hambatan operasional nelayan dapat diminimalisir. Pemerintah optimistis, langkah ini akan berdampak langsung pada peningkatan produksi, pendapatan nelayan, dan kesejahteraan masyarakat pesisir Indramayu.

Ke depan, Pemkab Indramayu menargetkan seluruh muara sungai yang menjadi jalur keluar masuk kapal nelayan bebas dari hambatan sedimentasi. Dengan begitu, sektor perikanan bisa tumbuh lebih cepat dan memberi kontribusi maksimal bagi perekonomian daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *