Peningkatan Kendaraan Baru Jakarta Capai 3.000 Unit Harian, Penyebab Macet Belum Teratasi

Posted on

Pertumbuhan Kendaraan di Jakarta yang Meningkat Pesat

Pertumbuhan kendaraan di Jakarta terus meningkat dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Polda Metro Jaya mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, jumlah kendaraan baru yang masuk ke ibu kota mencapai hampir 850 ribu unit. Hal ini berdampak pada peningkatan kepadatan lalu lintas yang semakin mengkhawatirkan.

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, menjelaskan bahwa rata-rata pertumbuhan kendaraan setiap hari mencapai 2.500 hingga 3.000 unit. Dengan data tersebut, ia menilai bahwa kepadatan lalu lintas di Jakarta memerlukan strategi yang lebih efektif untuk mengurangi dampaknya.

Dampak Penambahan Kendaraan Terhadap Ruang Parkir

Selain meningkatkan kepadatan jalan, penambahan kendaraan juga memberikan tekanan besar terhadap ruang parkir. Komarudin menyampaikan bahwa bahkan hanya 1% dari kendaraan roda empat saja bisa membutuhkan ruang parkir sepanjang 16 kilometer. Ruang tersebut dapat mencakup area dari Tomang di Jakarta Barat hingga Cawang di Jakarta Timur.

Menurutnya, pengelolaan parkir yang baik sangat penting untuk mengurangi beban lalu lintas. Selain itu, hal ini juga menjadi bagian dari upaya mengoptimalkan penggunaan ruang publik di Jakarta.

Sistem Monitoring Mandala Quick Response

Untuk menghadapi tantangan ini, Polda Metro Jaya bersama Pemprov DKI dan Dinas Perhubungan meluncurkan sistem Mandala Quick Response. Sistem ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas secara tertib.

Sistem ini dilengkapi dengan 4.438 kamera CCTV yang akan memantau pergerakan kendaraan secara real-time. Dengan adanya teknologi ini, kepolisian dapat segera mengidentifikasi titik kemacetan dan mengalihkan personel untuk melakukan penguraian lalu lintas.

Kombes Komarudin menyatakan bahwa sistem ini telah menunjukkan hasil positif. Menurutnya, waktu macet bisa berkurang hingga satu jam dibanding sebelumnya. Misalnya, di kawasan Sudirman-Thamrin, kemacetan mulai terurai antara pukul 20.00 hingga 20.30 WIB.

Penggunaan Teknologi AI dalam Mengatasi Kemacetan

Selain sistem Mandala Quick Response, Pemprov DKI Jakarta juga sedang mengembangkan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis kecerdasan buatan (AI). Sistem ini sudah dipasang di 65 titik dari total 321 persimpangan di Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menjelaskan bahwa sistem AI ini mampu menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 15-20 persen. Selain itu, sistem ini juga menjadi basis pengawasan pajak kendaraan dan emisi.

Sistem ini juga terintegrasi dengan Mandala Quick Response, sehingga kondisi lalu lintas dapat dipantau secara real-time menggunakan Geographic Information System (GIS) dan kamera CCTV milik Dishub.

Manfaat Transportasi Publik dalam Mengurangi Kepadatan

Rano menekankan bahwa transportasi umum menjadi solusi utama dalam mengurangi beban jalan. Salah satu program yang dikeluarkan adalah Transjabodetabek, yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempermudah mobilitas masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa pengembangan Transjabodetabek memerlukan kolaborasi antara pemerintah daerah dan mitra transportasi publik. Dengan adanya jalur Transjabodetabek, wilayah sekitarnya harus siap menyediakan jalur yang memadai.

Pentingnya Kolaborasi dalam Memperbaiki Sistem Transportasi

Rano menyampaikan bahwa kemacetan tidak hanya menghambat mobilitas, tetapi juga berdampak pada perekonomian, pariwisata, dunia usaha, dan kesehatan masyarakat. Studi Bappenas dan JUTPI II pada 2019 mencatat kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun.

Ia berharap dengan kerja keras, kolaborasi, serta partisipasi aktif dari seluruh elemen, Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, berkelanjutan, dan inklusif. Dengan demikian, Jakarta dapat menjadi kota global yang membanggakan.