PasarModern.com
Di tengah kawasan Kembangan Jakarta Barat yang padat, berdiri sebuah hunian tropis modern yang memadukan estetika, efisiensi ruang, dan kenyamanan iklim secara harmonis. Proyek garapan Studio ArsitektropiS itu berdiri di atas lahan seluas 264 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 500 meter persegi.
Dominasi warna putih pada fasad rumah Joglo memberikan kesan bersih dan luas. Sementara garis-garis horizontal dan vertikal yang tegas menciptakan tampilan arsitektural yang rapi dan elegan. Di bagian rooftop, atap segitiga yang menjulang jadi ikon visual yang langsung mencuri perhatian.
Arsitek dari Studio ArsitektropiS menjelaskan bahwa rumah ini dirancang untuk merespons tantangan iklim tropis lembab yang khas di Indonesia, seperti suhu tinggi, kelembaban, dan curah hujan yang tinggi.
“Konsep utama proyek ini adalah rumah tropis modern yang mampu beradaptasi terhadap iklim tropis yang lembab. Kami mempertimbangkan radiasi matahari, kecepatan angin yang rendah, hingga temperatur yang berubah-ubah,” jelas arsitek Studio ArsitektropiS Ren Katili.
Ruangannya dirancang benar-benar sesuai kebutuhan pasangan muda, efektif, dan efisien untuk 3 hingga 10 tahun ke depan. Layout terbagi dalam tiga lantai yang saling terhubung dengan tangga utama.
Tangga ini tidak hanya menjadi elemen fungsional, tetapi juga berperan penting dalam distribusi cahaya dan jalur udara panas yang bergerak ke atas secara alami. Di lantai pertama, ruang foyer hingga taman belakang dibuat terbuka, menciptakan kesan luas dan lapang.
Sementara itu, lantai dua dirancang lebih privat. Terdapat ruang-ruang bersekat seperti kamar tidur dan ruang kerja. Adapun lantai rooftop menjadi area santai indoor-outdoor yang dirancang untuk tetap nyaman meskipun berada di area terbuka.
“Kami menggunakan atap insulatif, kanopi, serta sistem drainase dan lantai tahan cuaca untuk mengatasi tantangan panas dan tampias hujan pada rooftop,” ungkap Ren Katili.
Secara material, rumah ini memadukan elemen kayu, kaca, dan beton modern. Untuk area rooftop dan lantai, digunakan kayu komposit. Yakni, material campuran serat kayu dan plastik yang tahan terhadap cuaca tropis.
“Keunggulan kayu komposit adalah tahan air, tahan serangga, dan minim perawatan, namun tetap memiliki tampilan alami,” kata sang arsitek.
Kehadiran kaca dalam jumlah besar memang membawa tantangan tersendiri. Namun, hal ini justru menjadi kekuatan desain ketika disiasati dengan cerdas. “Kami menyesuaikan posisi kaca dengan orientasi matahari. Ventilasi silang antara taman belakang dan area rooftop juga membantu menurunkan suhu secara alami,” bebernya.
Pencahayaan alami didukung oleh penggunaan skylight dan bukaan besar yang tersebar di berbagai sudut. Sirkulasi udara pun dirancang optimal dengan denah terbuka antara dapur, ruang makan, dan ruang keluarga. Aliran udara mengalir leluasa, menciptakan kenyamanan termal tanpa bantuan pendingin buatan berlebihan.
Desain rumah ini menekankan hubungan yang kuat antara interior dan eksterior. Kehadiran taman belakang bukan hanya menjadi pelengkap estetika, tetapi juga sebagai ruang relaksasi yang menyatu dengan ruang dalam rumah. “Kami ingin rumah ini tidak hanya indah, tapi juga sehat dan hidup,” tutup Ren Katili.
Luas lahan: 264 m² (22 m x 12 m)
Luas bangunan: 500 m²
Arsitek: Ren Katili (Studio ArsitektropiS)
Lokasi: Kawasan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat
Lama pembangunan: 1,5 tahun