Keindahan dan Ancaman di Hutan Lindung Gunung Cikuray
Gunung Cikuray, yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikenal sebagai salah satu destinasi alam yang mempesona. Selain keindahannya, hutan lindung yang mengelilingi gunung ini menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa langka dan dilindungi. Wilayah ini memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga sumber daya alam.
Kerusakan Akibat Kegiatan Off-Road
Beberapa waktu lalu, hutan lindung Gunung Cikuray mengalami kerusakan akibat digunakan sebagai rute off-road. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Indonesia Offroad Federation (IOF), yang sebelumnya telah melakukan tiga kali penyelenggaraan. Akibat dari aktivitas tersebut, beberapa area di kawasan hutan mengalami kerusakan, termasuk hilangnya tutupan vegetasi alami dan gangguan terhadap keanekaragaman hayati.
Ketua Pengurus IOF Cabang Garut, Asep Mulyana, menyampaikan permintaan maaf atas insiden ini. Menurutnya, pihaknya tidak menyadari bahwa wilayah yang digunakan untuk kegiatan off-road sudah berubah statusnya. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman antara IOF dengan Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani.
Upaya Rehabilitasi dan Kolaborasi
Setelah pertemuan antara IOF dan instansi terkait, disepakati bahwa pihak IOF akan bertanggung jawab atas rehabilitasi kerusakan yang terjadi. Asep juga menyarankan kepada para penggemar off-road untuk selalu memastikan status kawasan sebelum melakukan aktivitas di daerah hutan. Tujuannya adalah mencegah terulangnya kejadian serupa.
Sementara itu, Ketua LPHD Berkah Tani, Hendra Anggara, menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi mencakup pembukaan lahan tanpa izin, penebangan pohon ilegal, serta kerusakan lingkungan lainnya. Ia menegaskan bahwa kawasan ini akan dijadikan wilayah konservasi karena memiliki habitat satwa langka seperti merak hijau.
Fungsi Hutan Lindung
Hutan lindung memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan lindung didefinisikan sebagai kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan. Fungsi utama hutan lindung meliputi pengatur tata air, pencegahan banjir, pengendalian erosi, dan pemeliharaan kesuburan tanah.
Selain itu, hutan lindung juga berperan sebagai daerah resapan air yang sangat penting dalam siklus air dan menjaga fungsi ekologis di dalamnya. Wilayah ini juga dapat menjadi cadangan lahan agraris untuk mendukung ketahanan pangan negara.
Usulan Perubahan Status Menjadi Taman Nasional
Pada tahun 2020, Komisi IV DPR RI pernah mengusulkan perubahan status Gunung Burangrang dan Cikuray dari hutan lindung menjadi taman nasional. Usulan ini didasarkan pada pertimbangan menjaga kelestarian alam dan makhluk hidup di dalamnya. Salah satu tokoh yang mendukung usulan ini adalah Dedi Mulyadi, saat itu Wakil Ketua Komisi IV, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Menurut Dedi, perubahan status ini bertujuan untuk mencegah perubahan fungsi kawasan yang sering terjadi di daerah dengan godaan ekonomi tinggi tanpa mempertimbangkan aspek konservasi. Ia berharap proses perubahan status tersebut segera terealisasi.
Keanekaragaman Hayati di Hutan Cikuray
Di dalam hutan lindung Gunung Cikuray terdapat berbagai jenis flora dan fauna yang langka dan dilindungi. Beberapa satwa yang sering ditemui antara lain macan tutul, elang jawa, owa jawa, dan merak hijau. Di sisi lain, banyak jenis tumbuhan seperti pohon pinus merkusi, akasia, edelwies jawa, cemara gunung, dan lainnya juga dapat ditemukan di kawasan ini.
Sejarah dan Legenda Gunung Cikuray
Gunung Cikuray memiliki sejarah panjang dan legenda yang menarik. Konon, gunung ini dulu bernama Gunung Larang Srimanganti atau Srimanganten. Pada abad ke-17, lereng gunung ini menjadi pusat pertapaan para pendeta dan kesusastraan Kerajaan Sunda. Bukti sejarah ini masih bisa ditemukan di mandala yang tersimpan di Ciburuy, Kecamatan Cigedug.
Salah satu legenda yang terkenal adalah cerita tentang Bagas, atau Bagong Ganas. Makhluk ini sering “mengganggu” para pendaki yang naik ke Gunung Cikuray. Bagong dalam bahasa Sunda berarti babi hutan. Banyak video viral di media sosial menunjukkan para pendaki yang harus manjat pohon untuk menghindari Bagas yang mencari makanan dari perbekalan mereka.
Meski begitu, keberadaan Bagas tidak mengurangi minat para pendaki untuk mendaki dan menikmati keindahan Gunung Cikuray. Hingga saat ini, belum ada laporan tentang adanya pendaki yang terluka akibat serangan Bagas.