– Bayangkan hidup di suatu daerah dengan area mencapai hampir 8.000 kilometer persegi, namun infrastruktur pelayanan umumnya sangat kurang dan sulit dicapai. Ini adalah tantangan yang dialami oleh kebanyakan penduduk pedesaan di kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Akibat jarak tempuh yang begitu luas, warganya merasa kesulitan untuk sampai ke ibu kota kabupaten yaitu Kuala Kapuas. Mereka harus melakukan perjalanan panjang hanya demi urusan seperti pengurusan surat-surat penting maupun mendapatkan layanan medis; hal ini tentunya melelahkan, biayanya tidak murah serta menyita banyak waktu.
Menyaksikan situasi itu, ide mendirikan Kabupaten Kapuas Ngaju timbul sebagai cahaya baru. Permintaan pemisahan wilayah ini tidak hanya berasal dari niat politik atau promosi pendapat para elit setempat. Justru hal ini merupakan dorongan sejati warga di kelima kecamatan yaitu Kapuas Hulu, Kapuas Tengah, Timpah, Mandau Talawang, serta Pasak Talawang, yang menginginkan layanan publik yang lebih efisien, distribusi pembangunan yang adil, dan kepemimpinan pemerintahan yang semakin dekat kepada masyarakat mereka.
Menariknya, ide ini tidak muncul begitu saja. Sejak lama sudah ada pembicaraan tentang pemekaran Wilayah Kapuas Ngaju, namun saat ini momennya menjadi lebih mendukung. Apalagi, dukungan politik juga semakin memperkuat posisinya. Baik DPRD Kabupaten Kapuas, Pemerintah Kabupaten maupun DPRD Provinsi Kalimantan Tengah semua telah secara terbuka menunjukkan dukungan mereka. Namun demikian, hanya tersisa satu rintangan besar yaitu moratorium atas proses pemekaran daerah yang masih berlaku dari pihak pemerintahan pusat.
Kenapa Kapuas Ngaju Pantas Untuk Disebarluaskan?
Ukuran Luasan Daerah yang Tidak Sebanding
Saat ini, Kabupaten Kapuas mempunyai area seluas kurang lebih 7.604 kilometer persegi, yaitu dua kali ukuran Kabupaten Bandung. Meskipun demikian, distribusi populasi warganya cukup beragam dan ada beberapa bagian yang sulit dijangkau karena lokasinya. Misalnya saja untuk mencapai Kecamatan Timpah serta Kecamatan Kapuas Hulu dibutuhkan waktu perjalanan yang lama bila ditempuh dari pusat administratif kabupaten tersebut. Hal itu disebabkan oleh sistem pemerintahan yang cenderung sentralistik sehingga menyulitkan dalam penyampaian layanan kepada masyarakat umum menjadi sangat tidak optimal.
Kapuas Ngaju, bila terwujud, bakal menutupi kira-kira 6.445 kilometer persegi atau nyaris 85 persen area Kapuas saat ini, sehingga mengatasi impasse itu. Pejabat setempat yang berada di lokasi yang lebih dekat dapat mendorong sistem administratif menjadi lebih lincah, peka, serta tepat sasaran dalam merespons permintaan lokal.
Sumber Daya Alam dan Perekonomian Berpotensi Besar
Sumber Daya Alam Berlimpah
Kapuas Ngaju dikenal sebagai area dengan berlimpahnya sumber daya alam, terlebih dalam bidang pertanian, hutan, serta perkebunan. Sawah-sawah produktif mencakup lahan yang luas, memproduksi beras darat, getah karet, dan minyak kelapa sawit — ketiganya merupaikan produk utama Kalimantan Tengah. Kekayaan ini menjadikannya lebih dari hanya sebuah potensi untuk menjadi kabupaten baru; Kapuas Ngaju pun dapat bertindak sebagai penyokong ekonomi lokal.
Bukan hanya itu saja, beberapa Sungai Besar yang melewati area tersebut memberi kesempatan besar untuk pengembangan nelayan tradisional serta budidaya ikan dalam tanah air. Sumber daya alam di daerah ini tetap terjaga dengan baik dan memiliki prospek perkembangan yang menjanjikan.
Keindahan Alam dan Warisan budaya: Surga Tersembunyi
Wilayah ini pun mengekspos surganya pariwisata yang belum sepenuhnya terjamah. Air Terjun Masupa Ria, Teluk Batu, sampai area hutan tradisional tetap segar dengan ciri sejarah budaya Dayak Ngaju. Ditambah lagi perayaan adat semacam Tiwah serta gaya hidup Huma Betang sangat melekat dalam rutinitas warga setempat.
Melalui proses pemekaran, potensi pariwisata tersebut dapat dioptimalkan sebagai sumber penghasilan baru serta alat untuk melestarikan warisan budaya setempat yang selama ini terabaikan akibat kurangnya pemasaran dan fasilitas infrastuktur pendukung.
Persiapan Publik dandukungan dari BidangPolitik
Aspirasi yang Kian Menguat
Perbedaan antara pembentukan Kabupaten Kapuas Ngaju dan daerah-daerah lain terletak pada dukungan yang sangat besar dari kalangan masyarakat biasa. Ratusan orang bahkan ribuan ikut serta dalam deklarasi untuk membentuk kabupaten baru ini. Mulai dari para kepala suku, ulama, sampai figur-figur wanita, semuanya bersatu menyatakan kesiapan bagi wilayah mereka memiliki otonomi sendiri.
Dukungan Pemerintah Daerah
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kapuas, Berinto, dengan terbuka menyampaikan bahwa daerah Kapuas Ngaju sudah cukup pantas untuk dipecah menjadi beberapa wilayah. Pihak pemerintahan setempat pun tak membantah ide tersebut dan malah memberi dukungan guna mencapai distribusi pembangunan yang lebih merata. Lebih lanjut, Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran, telah mempersembahkan surat rekomendasi ke arah pemerintah nasional supaya proses peleburan dapat diperhitungkan.
Tantangan yang Masih Menggantung
Moratorium Pemekaran Daerah
Walaupun semua persiapan dan dukungan sudah tersedia, tantangan utama tetap ada pada tingkat nasional: moratorium pembentukan wilayah baru. Pemerintah di Jakarta masih mempertahankan keputusan tersebut karena alasan efisiensi belanja serta penyusunan tatanan pemerintahan yang lebih baik.
Meskipun demikian, masyarakat Kapuas Ngaju masih menginginkan agar pemerintah pusat dapat memberikan dispensasi atau mencabut kembali moratoriamnya bagi wilayah-wilayah yang dari segi Administrasi dan lokasi fisik benar-benar memerlukan pembentukan daerah baru.
Infrastruktur dan SDM
Infrastrukturnya masih kurang siap, termasuk jalan raya, fasilitas pendidikan, serta kesehatan. Akan tetapi, hal ini yang mendasari kebutuhan untuk melakukan pemekaran wilayah. Dengan adanya daerah otonom baru tersebut, proses penentuan prioritas dalam pembangunan menjadi lebih fleksibel dan distribusi anggarannya pun bisa dilakukan secara tepat sasaran. Selain itu, tenaga kerja juga memiliki peluang besar karena berbagai posisi di bidang administrasi pemerintahan maupun layanan umum bakal tersedia pada kabupaten baru tersebut.
Pelaksanaan dan Masa Depan: Menuju Kapuas Ngaju 2030
Bila pemekaran Kapuas Ngaju disetujui dalam waktu dekat, maka masa transisi bisa dimulai sekitar 2-3 tahun ke depan. Pada fase awal, fokus akan tertuju pada penyusunan struktur pemerintahan, pembangunan kantor bupati, dan pembentukan perangkat daerah. Pusat pemerintahan rencananya akan berlokasi di wilayah strategis antara Kecamatan Kapuas Tengah dan Timpah—daerah yang berada di tengah-tengah cakupan wilayah.
Rencana utama yang disusun meliputi penataan jalur lalu lintas pedesaan baru, pemberian listrik ke wilayah perbatasan, transformasi digital untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta perlindungan warisan budaya Dayak secara nasional. Apabila seluruh agenda ini berhasil dilaksanakan dengan baik, diperkirakan hingga tahun 2030, Kabupaten Kapuas Ngaju akan tumbuh sebagai entitas otonom yang kuat dan dapat ditiru, didorong oleh keterlibatan aktif dari warganya sendiri.
Menuju Kapuas Ngaju: Di antara Kesempatan Luar Biasa dan Tantangan Sejati
Rencana pengembangan Kabupaten Kapuas menjadi Kabupaten Kapuas Ngaju tidak sekadar mencerminkan semangat otonomi daerah, tetapi juga merupakan jawaban nyata atas ketimpatan layanan publik di area pedalaman Kalimantan Tengah. Mengingat besarnya potensi dalam bidang sumber daya alam, wisata, serta warisan budaya setempat, Kapuas Ngaju berpotensi tumbuh menjadi sentra perkembangan ekonomi baru bagi provinsi ini. Akan tetapi, untuk mengubah hal ini jadi kenyataan, beberapa rintangan seperti moratorium penambahan wilayah administratif dan persiapan infrastrukturnya perlu dituntaskan menggunakan strategi yang cermat dan dukungan bersama dari seluruh pihak baik itu pemerintah daerah atau nasional. Bila segala elemen dapat bekerja sama secara efektif, niscaya Kapuas Ngaju tak cuma hadir sebagai sebuah kabupaten baru, namun juga menjadi ikon progres dan distribusi pembangunan lebih adil di tanah orang Dayak. (Gilang)