Suar dari Manggar: Inisiatif Energi dari Sampah yang Bangkitkan Ekonomi Warga

Posted on

Inisiatif Pengelolaan Sampah Berbasis Energi di TPAS Manggar

Di kawasan TPAS Manggar, Balikpapan Timur, Kalimantan Timur, warga sekitar telah memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari tumpukan sampah. Suara biru dari kompor gas ini menjadi bukti bahwa inisiatif pengelolaan sampah berbasis energi (WTE) sudah mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah ini sangat layak untuk diterapkan di banyak daerah, meskipun saat ini hanya sedikit TPA yang melakukan pemanfaatan tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengharapkan inisiatif seperti ini terus berkembang. KLH mendukung berbagai inovasi dalam mengatasi permasalahan sampah, baik itu bioplastik maupun WTE. Target pemerintah adalah 50% sampah nasional harus dikelola pada tahun ini, namun capaian saat ini baru mencapai sekitar 39% dari total 56 juta ton sampah nasional.

Peran Masyarakat dan Pelaku Industri dalam Pengelolaan Sampah

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mengelola sampah. Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dan pelaku industri, terutama karena pengelolaan sampah juga berdampak pada pengurangan emisi GRK. “Recycle oke, bioplastik oke, WTE oke. Pemerintah harus mendorong semua sektor selama bisa terbukti secara ilmiah,” ujarnya.

TPAS Manggar tidak hanya menjadi tempat pembuangan akhir sampah, tetapi juga menjadi model percontohan nasional dalam pengelolaan sampah. Inisiasi WTE ini sudah berlangsung sejak 2019 dan semakin berkembang setelah didampingi oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).

Dampak Positif Program Wasteco

Program Wasteco (waste to energy for community) berhasil meningkatkan ketahanan energi masyarakat sekitar. Sebelumnya, masyarakat bergantung sepenuhnya pada LPG 3 kg bersubsidi. Kini, mereka dapat menggunakan gas metana yang dihasilkan dari sampah.

Program ini telah memberikan manfaat bagi 380 saluran rumah, yang berdampak pada 1.520 warga dan 29 UMKM. Produksi gas metana mencapai 594.000 m³ per tahun, dengan efisiensi biaya rumah tangga mencapai Rp420 juta/tahun dan mengurangi potensi reduksi emisi karbon hingga 288.449 ton CO2eq/tahun.

Proses Penangkapan Gas Metana

Pengawas TPAS Manggar, Suyono, menjelaskan cara penangkapan gas metana. Awalnya, pipa paralon dipasang di bakal landfill untuk menjadi ruang udara. Gas metana yang terkumpul kemudian masuk ke separator untuk mengurangi kadar air dalam gas, lalu dialirkan ke pengguna.

Suyono menyebutkan bahwa pipa paralon akan dipindahkan setiap enam bulan sekali jika tekanan gas menurun. Selain itu, hujan juga berpengaruh terhadap produksi gas metana. Jika tekanan turun, pihak pengelola akan mencari titik baru lagi.

Keberlanjutan Pengelolaan Sampah

Dengan manfaat besar yang dirasakan masyarakat, diharapkan operasional TPAS Manggar tetap terjaga. TPAS ini merupakan fasilitas pengelolaan sampah milik Pemerintah Kota Balikpapan yang mulai beroperasi pada 13 Januari 2012. Lokasinya di Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, dengan luas lahan sekitar 27,1 hektar.

Kepala UPTD TPA Manggar, Mochamad Haryanto, menyatakan bahwa program Wasteco terbukti berjalan konsisten. Bahkan, jumlah penerima manfaat semakin bertambah setiap tahun. Selain itu, inisiatif ini juga menjadi nilai tambah dalam penilaian Adipura.

Tantangan dan Langkah Ke depan

Meski ada progres, Balikpapan masih memiliki pekerjaan rumah dalam pengelolaan sampah. Kapasitas TPAS Manggar hampir penuh, sehingga Pemkot Balikpapan mendorong pembentukan Bank Sampah Induk di setiap kecamatan dan minimal enam unit Bank Sampah Unit per kelurahan.

Communication Relations & CID PT PHI, Dony Indrawan, menegaskan bahwa pemanfaatan gas metana membantu mengurangi beban subsidi LPG 3 kg. Biaya penggunaan gas metana lebih murah dibandingkan LPG bersubsidi, sehingga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.

Dengan inisiatif seperti ini, diharapkan pengelolaan sampah tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *