Perubahan Akses Truk Pengangkut Sampah di TPA Sarimukti
Kondisi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat mengalami perubahan signifikan. Salah satu yang terlihat adalah perubahan jalur masuk dan keluar truk pengangkut sampah. Hal ini diketahui berawal dari kerusakan timbangan yang digunakan untuk menghitung bobot truk yang masuk ke TPA.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa saat ini, jalur keluar TPA digunakan sebagai akses masuk. Truk-truk yang akan membuang sampah kini memasuki area TPA melalui jalur yang biasanya digunakan untuk keluar. Perubahan ini dilakukan karena timbangan yang sebelumnya digunakan rusak, sehingga membuat proses penimbangan tidak bisa dilakukan secara normal.
Andi, seorang sopir truk sampah asal Kabupaten Bandung Barat, menjelaskan bahwa perubahan ini dilakukan karena adanya gangguan pada sistem penimbangan. “Saya dengar timbangannya rusak,” ujarnya. Akibatnya, truk yang masuk TPA langsung membuang sampah tanpa ditimbang terlebih dahulu. “Sampah dibuang dulu, setelah itu penimbangan dilakukan setelah muatannya kosong.”
Selain kerusakan timbangan, Andi juga menyebutkan bahwa proses pengukuran muatan sering terganggu akibat pemadaman listrik. Meski demikian, ia belum tahu apakah perubahan akses ini akan bersifat permanen atau hanya sementara. “Biasanya menunggu perbaikan kerusakan dulu,” tambahnya.
Meskipun ada perubahan rute, aktivitas truk tetap berjalan lancar. Hanya saja, antrian truk terjadi setelah jam istirahat siang pengelola TPA. Pemulung seperti Nana (50) juga mengonfirmasi kondisi tersebut. “Jadi sekarang mah enggak ditimbang,” katanya. Menurut Nana, kondisi ini baru terjadi dua hari lalu. Ia menduga kerusakan timbangan disebabkan oleh beban berat yang terus-menerus dialami alat tersebut.
Penumpukan Sampah di Area Perluasan TPA
Selain perubahan akses, pantauan di lokasi juga menunjukkan bahwa tumpukan sampah di area perluasan TPA semakin tinggi. Timbunan sampah tampak mulai memenuhi dasar ceruk atau legok lokasi perluasan tersebut. Pemulung Agus (45) menyebutkan bahwa bagian bawah area yang sebelumnya masih tersisa sedikit telah dipenuhi sampah. “Kantun sakedik deui (Sisa bagian bawah yang belum tertimbun sampah tinggal sedikit lagi),” ujarnya.
Lambat laun, tumpukan sampah di area tersebut diperkirakan akan meninggi. Hal ini terjadi karena semua sampah dibuang ke zona 5, sementara zona lain yang berada di atas area perluasan tidak digunakan lagi. “Nu luhur nuju ditimbun ku taneuh (Zona di bagian atas sedang ditimbun tanah),” kata Agus.
Di sisi lain, jenis sampah organik masih terus dibuang ke Sarimukti. Sampah seperti buah-buahan dan sayuran dari Caringin masih masuk ke lokasi tersebut. Namun, tanpa adanya pengetatan atau larangan, umur pakai TPA akan semakin berkurang. Ini menjadi perhatian serius bagi pengelola dan masyarakat sekitar, mengingat dampak lingkungan yang bisa terjadi jika kondisi ini terus berlanjut.