Tol Getaci Terhenti di Kajian Ulang, Harapan Warga Cilacap Tertunda Lagi

Posted on



PR GARUT



Harapan besar masyarakat wilayah selatan Jawa, khususnya Kabupaten Cilacap, untuk segera merasakan manfaat proyek Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci) kembali harus ditahan. Proyek yang sempat digadang-gadang menjadi tol terpanjang di Indonesia ini masih belum menunjukkan kemajuan berarti.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo menegaskan bahwa hingga saat ini proyek Getaci masih berada dalam tahap kajian ulang studi kelayakan, tanpa progres fisik maupun kepastian lelang terbaru.

“Masih tahap review studi kelayakan, belum ada perkembangan signifikan,” ujar Dody kepada awak media di Jakarta, Senin (26/5/2025).

Pernyataan itu diperkuat oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra, yang menyebutkan bahwa tantangan utama proyek ini adalah besarnya biaya yang diperlukan, terutama untuk segmen Bandung–Garut, yang dianggap sebagai bagian termahal dan paling kompleks dalam keseluruhan trase.

Bagi masyarakat Cilacap dan Banyumas Raya, kabar ini menjadi pukulan tersendiri. Seksi keempat dari Tol Getaci, yakni Patimuan–Cilacap sepanjang 34,35 kilometer, dinilai sangat strategis. Selain akan mempercepat akses dari dan menuju Cilacap, ruas ini diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jawa Tengah.

Dengan rampungnya ruas tersebut, kawasan industri, pelabuhan, serta potensi pariwisata di Cilacap diyakini akan terdongkrak. Namun, hingga kini, pemerintah pusat belum juga dapat memastikan waktu pelaksanaan maupun rincian anggaran.

“Perhitungan anggaran belum bisa dipastikan karena harus dihitung ulang, terutama setelah dilakukan kajian ulang secara menyeluruh,” jelas Menteri Dody.

Dari Ambisi Nasional, Menjadi Tantangan Daerah

Tol Getaci, dengan total panjang 206,65 kilometer, terbagi dalam empat seksi utama:

  • Seksi 1: Junction Gedebage–Garut Utara (45,20 km)

  • Seksi 2: Garut Utara–Tasikmalaya (50,32 km)

  • Seksi 3: Tasikmalaya–Patimuan (76,78 km)

  • Seksi 4: Patimuan–Cilacap (34,35 km)

Sayangnya, sejak awal digagas, proyek ini sudah menghadapi berbagai rintangan. Beberapa kali proses lelang dikabarkan gagal, dan muncul pula wacana memecah trase menjadi beberapa ruas pendek, seperti Gedebage–Tasikmalaya dan Tasikmalaya–Ciamis. Namun, tak satu pun dari rencana pemecahan tersebut yang terealisasi hingga kini.

Pemerintah Daerah Didorong Lebih Aktif

Melihat situasi yang stagnan, pengamat kebijakan infrastruktur menilai perlu adanya dorongan lebih kuat dari pemerintah daerah. Komunikasi intensif antara Pemkab Cilacap dan Kementerian PUPR menjadi kunci agar proyek ini tak hanya menjadi wacana panjang.

“Masyarakat Cilacap punya ekspektasi besar terhadap proyek ini, apalagi potensi ekonominya luar biasa. Sayangnya, semua masih tertahan di pusat,” ujar Widi Hartanto, dosen teknik sipil dari Universitas Jenderal Soedirman.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi antarpemerintah daerah di wilayah Banyumas Raya penting untuk menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap tol ini bukan sekadar proyek besar, tetapi urgensi nyata bagi pembangunan wilayah selatan Jawa.

Harapan Tak Padam Meski Masih Jauh

Meskipun proyek ini kembali mengalami penundaan, masyarakat diharapkan tetap optimistis. Sejumlah tokoh masyarakat dan pelaku usaha lokal menyatakan siap mendorong langkah-langkah advokasi agar proyek Getaci dapat kembali masuk dalam skala prioritas pemerintah pusat.

“Selama ini selatan Jawa selalu tertinggal dalam akses infrastruktur. Getaci bisa menjadi penyeimbang. Kalau ditunda terus, ini akan sangat merugikan masyarakat,” ungkap Budi, pengusaha logistik di Cilacap.

Tol Getaci tidak hanya akan memperpendek waktu tempuh antardaerah, tetapi juga akan membuka simpul-simpul ekonomi baru di sepanjang jalurnya. Namun hingga ada keputusan konkret dari pemerintah pusat, proyek ini masih menjadi “mimpi besar” yang belum juga berwujud nyata.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *