UGM dan PGN Kembangkan Energi Bersih di Mandeh Sumbar

Posted on

Kolaborasi Mahasiswa UGM dan PGN untuk Pengembangan Wisata Berkelanjutan di Mandeh

Pengembangan kawasan wisata berkelanjutan di Indonesia terus mendapat dukungan nyata, salah satunya melalui kolaborasi antara mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Program ini fokus pada pengembangan Kawasan Mandeh dan Nagari Sungai Nyalo, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Daerah ini semakin berkembang sebagai alternatif baru dalam destinasi wisata, selain Bukittinggi.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) UGM yang berlangsung lebih dari satu bulan. Penutupannya ditandai dengan gelaran Festival Menoreh Mandeh pada awal Agustus 2025. Dalam acara tersebut, mahasiswa menampilkan berbagai produk hasil kerja mereka bersama masyarakat setempat, seperti teh daun karamunting, kerajinan batik berbahan pewarna alami dari gambir, serta produk pangan seperti selai, sirup nipah, dan abon ikan tongkol.

Dilaporkan bahwa program ini tidak hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi juga mengangkat isu-isu strategis seperti pengembangan energi terbarukan dan ketahanan pangan. Kedua elemen ini menjadi kunci dalam menciptakan pariwisata yang tidak hanya mengandalkan daya tarik alam, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi dan sosial masyarakat setempat.

Energi Terbarukan dan Infrastruktur Ramah Lingkungan

Salah satu inisiatif yang langsung dirasakan manfaatnya adalah pemasangan lampu jalan tenaga surya di sepuluh titik wilayah Nagari Sungai Nyalo. Inisiatif ini dinilai penting karena sebelumnya area tersebut sering gelap dan rawan kecelakaan kecil di malam hari. Dengan kapasitas daya sekitar 700 watt per titik, lampu ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga minim perawatan dan tidak memberatkan warga secara ekonomi.

Muhammad Jati, mahasiswa teknik fisika UGM yang tergabung dalam tim KKN, berharap teknologi ini bisa terus dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurutnya, konsep keberlanjutan bukan sekadar solusi sesaat, tetapi harus menjadi bagian dari kebiasaan hidup.

Potensi Kawasan Mandeh sebagai Pusat Wisata Baru

Kawasan Mandeh disebut-sebut memiliki potensi besar menjadi pusat wisata baru di Sumatera Barat. Namun, pengembangan destinasi tidak cukup hanya dengan promosi, melainkan perlu peningkatan kapasitas masyarakat sebagai pelaku utama. Hal ini menjadi fokus kolaborasi antara UGM dan PGN.

Prof. Deendarlianto, Dosen Pembimbing Lapangan KKN PPM UGM, menekankan bahwa keberlanjutan program adalah kunci. Ia menyebutkan bahwa program di Mandeh akan dilanjutkan hingga tiga tahun ke depan, agar dampaknya benar-benar terasa bagi masyarakat dan UMKM lokal.

Sementara itu, PGN yang menjadi salah satu mitra pendukung, memposisikan keterlibatannya sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Tanpa menonjolkan sisi korporat, inisiatif ini menunjukkan bagaimana sektor energi bisa berperan dalam membangun ketahanan masyarakat melalui pendekatan akar rumput.

“Ini menjadi salah satu bentuk sinergi yang kami dorong untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ungkap Fajriyah Usman selaku Corporate Secretary PGN.

Sinergi Antara Pendidikan, Pemerintah, dan Dunia Usaha

Sebagai informasi, isu pengembangan wilayah seringkali terhambat karena kurangnya sinergi antara aktor pendidikan, pemerintah, dan dunia usaha. Kolaborasi yang terjadi di Mandeh menjadi contoh bagaimana program KKN bukan hanya formalitas akademik, tetapi juga bisa menjadi lokomotif perubahan sosial, terlebih ketika didukung oleh komitmen dunia usaha terhadap isu-isu strategis seperti energi bersih dan ketahanan pangan.

Mandeh mungkin belum seterkenal destinasi wisata lainnya, tetapi pendekatan seperti ini bisa menjadi model pengembangan wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi serupa. Di tengah urgensi transisi energi dan ketimpangan pembangunan antar wilayah, langkah-langkah seperti ini layak mendapat perhatian lebih dari pembuat kebijakan maupun pelaku industri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *