Kalimantan Kembali Jadi Perhatian Nasional
Pulau Kalimantan, yang selama ini dikenal sebagai Pulau Seribu Sungai, kembali menjadi perhatian nasional. Wacana pemekaran wilayah yang berpotensi menambah delapan provinsi baru tengah bergulir. Proses ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan dan pemerataan pelayanan publik di pulau dengan luas 743.330 km² dan populasi sekitar 17,55 juta jiwa.
Momentum semakin kuat ketika pada 17 Agustus 2024 lalu, Kalimantan untuk pertama kalinya menjadi pusat perhatian dalam perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Presiden Joko Widodo memimpin langsung upacara yang turut dihadiri oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Peristiwa ini dinilai mempertegas posisi strategis Kalimantan di masa depan Indonesia.
Meski pemerintah pusat masih menerapkan moratorium pemekaran daerah, desakan dari masyarakat dan pemerintah daerah di Kalimantan terus menguat. Aspirasi ini muncul bukan hanya soal identitas, tetapi juga untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Delapan Calon Provinsi Baru di Kalimantan
Berikut adalah daftar delapan provinsi baru yang diusulkan terbentuk:
-
Provinsi Sambas Raya
Pemekaran dari Kalimantan Barat, meliputi Sambas, Bengkayang, dan Singkawang. Ibu kota diusulkan Singkawang atau Sambas. Luas 12.537 km² dengan populasi 1,19 juta jiwa. -
Provinsi Kapuas Raya
Juga dari Kalimantan Barat, meliputi Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu. Ibu kota diusulkan Sintang. Luas 81.880 km², populasi 1,66 juta. -
Provinsi Tanjungpura
Meliputi Ketapang dan Kayong Utara, beribu kota di Ketapang. Luas 34.129 km², populasi 725 ribu jiwa. -
Provinsi Kotawaringin
Dari Kalimantan Tengah, mencakup Sukamara, Lamandau, Seruyan, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur. Ibu kota di Seruyan. Luas 51.183 km², populasi 1,14 juta. -
Provinsi Barito Raya
Gabungan dari Kalimantan Tengah dan Selatan. Meliputi Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Murung Raya, serta Barito Kuala. Ibu kota diusulkan Barito Utara. Luas 46.036 km², populasi 839 ribu. -
Provinsi Pahuluan Raya
Dari Kalimantan Selatan, meliputi Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin. Ibu kota diusulkan Hulu Sungai Tengah. Luas 11.636 km², populasi 1,34 juta. -
Provinsi Kalimantan Tenggara
Gabungan Kalimantan Selatan dan Timur. Wilayahnya meliputi Kotabaru, Tanah Bumbu, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, serta Paser. Ibu kota di Kotabaru. Luas 41.891 km², populasi 1,32 juta. -
Provinsi Kutai Timur
Dari Kalimantan Timur, mencakup Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara. Ibu kota di Tenggarong. Luas 59.124 km², populasi 947 ribu jiwa.
Dampak bagi Provinsi Induk
Jika pemekaran benar-benar terealisasi, dampaknya terhadap provinsi induk cukup signifikan. Kalimantan Barat akan kehilangan hingga 87,5% wilayahnya dan 63,8% penduduk. Kalimantan Tengah berkurang 34,7% wilayah dan 55,6% penduduk, Kalimantan Selatan kehilangan 76,2% wilayah serta 55,4% penduduk, sementara Kalimantan Timur berkurang 57,5% wilayah dan 38,5% penduduk.
Pendukung pemekaran meyakini langkah ini akan membuka peluang besar, seperti akses pelayanan publik yang lebih dekat dan cepat, percepatan pembangunan infrastruktur, pemerataan ekonomi lintas daerah, serta efisiensi administrasi pemerintahan.
Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Mulai dari kesiapan infrastruktur dasar, ketersediaan anggaran daerah, hingga kualitas sumber daya manusia yang harus mendukung jalannya pemerintahan provinsi baru.
Jalan Panjang Menuju Realisasi
Untuk saat ini, wacana delapan provinsi baru di Kalimantan masih sebatas aspirasi yang menunggu restu pemerintah pusat dan DPR RI. Pencabutan moratorium pemekaran menjadi kunci utama.
Dengan luas dan kompleksitas wilayah yang dimiliki, Kalimantan menyimpan potensi besar. Pemekaran dapat menjadi solusi strategis, asalkan dilakukan dengan perencanaan matang agar benar-benar membawa pemerataan pembangunan, bukan sekadar menambah daftar provinsi di peta Indonesia.