Kondisi Jalan yang Mengkhawatirkan di Wilayah Maswati-Warungdomba
Jalan penghubung antara wilayah Maswati dan Warungdomba di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, kini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain rusak dan tidak beraspal, sebagian ruas jalan tersebut juga berlumpur, membuat perjalanan menjadi lebih sulit dan berbahaya.
Pantauan terbaru menunjukkan bahwa lumpur telah memenuhi badan jalan di kawasan Desa Kanangasari. Kondisi ini terlihat di pertemuan ruas jalan Maswati-Warungdombang dan jalur menuju Cigeblig. Medan jalan yang tidak rata dan ambles di beberapa titik semakin memperparah keadaan.
Suhada (55), warga Kampung Malingping, Desa Rende, mengungkapkan bahwa kerusakan jalan telah terjadi sejak sekitar 10 tahun lalu. Awalnya, kerusakan tidak terlalu parah, dan warga masih sering menggunakan jalur tersebut di area perkebunan Maswati. Namun, dengan adanya proyek pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kerusakan jalan semakin memburuk.
Menurut Suhada, truk-truk yang melintasi jalan tersebut membawa material proyek dengan bobot berat. Selain itu, alat-alat berat seperti backhoe dan loader juga sering diangkut menggunakan truk. Hal ini menyebabkan jalan semakin rusak dan berlumpur.
Upaya perbaikan jalan dilakukan dengan menutup lubang atau medan jalan yang bergelombang dengan tanah. Namun, Suhada tidak tahu apakah penutupan tersebut dilakukan oleh pemerintah setempat atau oleh pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Yang jelas, alat berat telah digunakan untuk mengeruk dan menaburkan tanah ke badan jalan.
Sayangnya, upaya perbaikan ini justru membuat jalan layaknya sawah karena hujan. Kondisi jalan yang buruk mengganggu aktivitas warga. Contohnya, warga Kanangasari yang ingin pergi ke Kota Bandung kini lebih memilih melewati Rende karena jalannya lebih mulus meskipun harus memutar terlebih dahulu. Akibatnya, jarak tempuh meningkat menjadi tujuh kilometer atau lebih lama, serta biaya transportasi meningkat.
Warga yang menjual hasil pertanian seperti pisang dan terong ke Kota Bandung juga merasa terganggu. Aktivitas para tukang ojek pun ikut terkena dampak buruknya kondisi jalan. “Ayeuna milih ka Rende” (Tukang ojek sekarang lebih memilih memakai jalur Rende), ujar Suhada.
Ia berharap KCIC bertanggung jawab atas kerusakan dan segera melakukan perbaikan. “Setidaknya, jalan diperbaiki dengan dicor beton sehingga lebih baik untuk dilintasi,” tambahnya. Perbaikan jalan akan sangat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, termasuk bagi Suhada yang sering melewati jalan saat pulang pergi berkebun atau membawa muatan rumput untuk ternaknya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Rizal (14), remaja asal Kampung Bobojong, Desa Kanangasari. Ia mengungkapkan bahwa jalan sangat tidak nyaman untuk dilewati dengan motor karena terpontal-pontal. Ia sering melewati jalan tersebut saat berolahraga lari di area jembatan tol Cipularang, kawasan Warungdomba.