PIKIRAN RAKYAT
– Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menyatakan adanya masalah besar terkait manajemen limbah di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ia menunjukkan bahwa kurangnya jumlah kunjungan pengambilan sampah ke Tempat Pengolahan dan Penimbunan Akhir (TPPA) Sarimukti merupakan penyebab primer dari pembentukan tumpukan sampah di berbagai lokasi.
Sebenarnya, menurut Jeje Ritchie Ismail, TPA Sarimukti secara administratif termasuk dalam area Bandung Barat. Namun demikian, jumlah ritase yang ada saat ini masih kurang untuk mengakomodir permintaan dari kawasan yang semakin maju.
“Masalah ini telah diserahkan kepada Pemprov Jawa Barat oleh saya. Kami merencanakan untuk meningkatkan frekuensi pengiriman karena Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti terletak dalam area kami,” jelas Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail setelah menyelenggarakan upacara perayaan HUT ke-18 Kabupaten Bandung Barat di Plaza Mekarsari pada hari Kamis, 19 Juni 2025.
Untuk merespons situasi itu, Jeje mengatakan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), sudah menawarkan bantuan dalam bentuk 15 peralatan pengolah sampah yang ditujukan untuk wilayah Bandung Barat.
Jeje menjelaskan bahwa dukungan itu diharapkan bisa menjadi jawaban sementara untuk masalah penanganan limbah di Kabupaten Bandung Barat. Meskipun demikian, pemerintah daerah setempat masih berupaya mencari tempat yang sesuai supaya peralatan tersebut dapat digunakan dengan efektif.
“Kami berterima kasih atas dukungan peralatan dari Bapak Gubernur. Saat ini kami mencari tempat yang tepat agar bisa menempatkannya dan mengoperasikan mesin pengolah sampah tersebut,” jelasnya.
Di samping itu, Jeje menggarisbawahi bahwa pengelolaan masalah limbah perlu dijalankan dengan cara yang menyatu dan sigap. Apabila hal ini tak dilaksanakan, konsekuensinya dapat menjalar ke suatu krisis lingkungan yang berdampak negatif pada masyarakat secara langsung.
“Permasalahan ini tak sekadar teknis, tetapi juga berkaitan erat dengan aspek lingkungan. Oleh karena itu, perlu dituntaskan secara cepat dan komprehensif,” katanya.
Di luar penekanan terhadap aspek teknikal, Jeje Ritchie Ismail pun memperlihatkan kesetiaan pada metode pendekatan yang langsung kepada publik. Dia menyatakan dirinya cenderung lebih banyak berada di lokasi guna mencari tahu masalah-masalah warganya daripada bertindak dari dalam ruangan.
“Seringkali saya tidak ada di kantor. Saya lebih memusatkan diri pada pertemuan dengan warga setempat, mencari tahu langsung masalah-masalah yang mereka hadapi, serta segera bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Agar hal tersebut menjadi lebih kuat, Jeje menggarisbawahi pentingnya semua Dinas Pemerintah Daerah (DPD) yang berada di bawah naungannya untuk sigap dalam merespons keluhan masyarakat.
“Selama era kepemimpinan saya, seluruh Dinas Pekerjaan Harus Cepat Tanggap. Hindari menunggu perintah, namun beri respon yang cepat atas kondisi di tempat kejadian,” katanya.
Melalui kerjasama yang harmonis antara pemerintah kabupaten dan propinsi, Jeje Ritchie Ismail menginginkan bahwa penanganan limbah di Kabupaten Bandung Barat bisa menjadi lebih efisien dan menciptakan perubahan signifikan dalam menjaga kebersihan serta meningkatkan kualitas hidup warga setempat. ***