Kecelakaan KA di Subang Dalam Penyelidikan, 3 Kemungkinan Penyebab Terungkap

Posted on

Jalur Kereta Api Utara Jawa Barat Kembali Beroperasi Pasca-Kecelakaan

Jalur kereta api utara Jawa Barat kembali berfungsi setelah kecelakaan yang terjadi di emplasemen Stasiun Pagadenbaru, Kabupaten Subang, pada Jumat (1/8/2025). Meski penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, para ahli memperkirakan adanya tiga faktor utama yang menyebabkan peristiwa tersebut.

Menurut Aditya Dwi Laksana, Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), anjloknya sarana perkeretaapian umumnya disebabkan oleh tiga faktor utama. Faktor pertama adalah prasarana, yang mencakup malfungsi jalur rel, peralatan wesel, atau benda asing di sekitar jalur. Selain itu, kondisi rel yang tidak baik seperti patah atau melengkung akibat pemuaian juga bisa menjadi penyebab.

Faktor kedua adalah sarana, yang berkaitan dengan kondisi rangka bawah dan roda kereta. Jika ada kerusakan pada bagian ini, maka risiko kecelakaan meningkat. Terakhir, faktor manusia juga bisa berkontribusi, seperti kecepatan kereta yang melebihi batas di titik-titik rawan.

Penyebab Kecelakaan Masih Dalam Penyelidikan

Aditya menjelaskan bahwa jika kecelakaan disebabkan oleh faktor prasarana, diperlukan perawatan dan pemantauan yang lebih intensif. Misalnya, di musim kemarau, penting untuk mendeteksi rel yang melengkung akibat panas matahari. Sementara itu, di musim hujan tinggi, fokus harus diberikan pada titik-titik rawan bencana dan alat wesel di stasiun.

Meskipun demikian, Aditya menilai kemungkinan besar faktor sarana bukan penyebab utamanya. Rangkaian Kereta Api Argo Bromo Anggrek yang mengalami kecelakaan kali ini masih dalam kondisi baru, sehingga risiko kerusakan pada sarana relatif kecil.

Pentingnya Kedisiplinan Awak Kereta Api

Jika penyebab kecelakaan adalah pelanggaran batas kecepatan, maka diperlukan upaya lebih intens untuk meningkatkan kedisiplinan dan kompetensi awak kereta api. Hal ini penting agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Selain itu, Aditya memberikan peringatan penting terkait risiko tabrakan kereta api dari arah berlawanan. Ia menegaskan bahwa kejadian semacam ini sangat mungkin terjadi di jalur ganda, seperti yang pernah terjadi di daerah Wates pada tahun 2023. Meski kasus ini agak berbeda karena terjadi di emplasemen stasiun, tetap perlu diwaspadai.

Proses Evakuasi dan Perbaikan Jalur

Proses evakuasi rangkaian kereta dan perbaikan jalur berlangsung selama beberapa jam, mulai dari pukul 23.50 hingga 7.07 pagi pada Sabtu (2/8/2025). PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan bahwa jalur kereta api melalui Peganden Baru sudah dapat dilalui kembali dengan kecepatan rendah.

Perjalanan kereta pertama yang melintasi jalur tersebut adalah KA Argo Lawu (KA 14) dengan rute Gambir-Solo Balapan. Kereta ini berhasil berangkat pada pukul 10:57 WIB dengan kecepatan terbatas sebesar 10 kilometer per jam.

Dampak Pada Jadwal Kereta Api

Kecelakaan ini menyebabkan pembatalan beberapa perjalanan kereta api di Jakarta. Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengungkapkan bahwa sebanyak 21 perjalanan keberangkatan dan 26 perjalanan kedatangan dibatalkan. Di wilayah Daop 2 Bandung, lima perjalanan juga dialami gangguan.

Selain itu, sebanyak 41 perjalanan kereta api memutar melalui lintas Kroya-Bandung-Cikampek sejak awal kejadian hingga Sabtu siang. Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Pelanggan yang terdampak dapat melakukan pembatalan dengan pengembalian bea 100% melalui loket di stasiun keberangkatan.