Masjid Quatul Muslimin Jadi Teladan di Kota Medan

Posted on

Masjid Quatul Muslimin Jadi Percontohan di Kota Medan

Masjid Quatul Muslimin yang terletak di Jalan HM Jhoni, Kota Medan, resmi menjadi masjid percontohan di kota tersebut. Predikat ini diberikan melalui penyerahan sertifikat oleh Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) H Irhamuddin MA kepada Ketua BKM Quatul Muslimin Drs H Rivai Nasution MM. Penyerahan sertifikat dilakukan dalam acara Gebyar Tabligh Akbar yang digelar dalam rangka Safari Dakwah Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Habib Ahmad Al Habsyi.

Selain itu, dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara Ketua BKM Quatul Muslimin Rivai Nasution dan Ketua PW DMI Sumut H Irhamuddin Siregar MA. Kerjasama ini mencakup berbagai bidang seperti kesehatan dan ekonomi, olahraga, serta Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Penandatanganan MoU disaksikan oleh Wali Kota Medan yang diwakili H Agus Hariyono, Camat Medan Area Sutan Fauzi Arif Lubis SSTP MSi, Lurah Pasar Merah Timur Karim Surbakti SH, serta perwakilan Danramil dan Polsek Medan Area.

Rivai Nasution menyerahkan piagam penghargaan kepada Wali Kota Medan dan Habib Ahmad Al Habsyi sebagai bentuk apresiasi. Ia juga menerima piagam dari Ketua DMI Sumut atas penilaian sebagai masjid percontohan di Kota Medan binaan PW DMI Sumut. Rivai menyampaikan rasa bangga dan bahagia karena masjid yang ia bina berhasil mendapatkan predikat ini. “Mudah-mudahan predikat ini memberikan motivasi bagi para pengurus masjid lainnya dalam memakmurkan masjid Fastabikul Khoirot,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Rivai menjelaskan bahwa masjid yang dipimpinnya telah berdiri selama dua tahun dan telah mengembangkan beberapa program. Di antaranya adalah UMKM QM Coffee yang menjual makanan, Perpustakaan, serta QM Mart yang menjual sembako. Selain itu, BKM juga telah membangun ruang serbaguna yang bisa digunakan untuk kegiatan pengajian, acara sukuran, maupun rapat dengan kapasitas hingga 40 orang.

Habib Ahmad Al Habsyi menyampaikan apresiasinya terhadap BKM Quatul Muslimin yang menjadi masjid percontohan di Kota Medan. Menurutnya, pengelolaan masjid saat ini tidak boleh lagi dilakukan secara konvensional. “BKM jangan hanya mengharapkan celengan (kotak infak) dan bantuan pemerintah. Masjid harus berdikari,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya mencari sumber pendapatan untuk kemakmuran masjid. “Marbot dan imam harus bisa diberi honor yang layak. Caranya bagaimana? Manfaatkan potensi jamaah yang ada,” kata Habib.

Selain itu, Habib juga sedang mengembangkan aplikasi bernama “Surau” yang dirancang untuk membangun kekuatan ekonomi masjid. “Insya Allah dalam tiga atau empat bulan ke depan saya akan meluncurkan aplikasi ‘Surau’ ini. Mudah-mudahan aplikasi ini nanti bisa kita ujicoba di Medan,” ujarnya.

Aplikasi ini akan gratis untuk masjid dan mushalla. Dengan aplikasi ini, masjid dapat memanfaatkan infak jamaah menjadi lebih efektif. “Kita bisa berdayakan masjid melalui investasi emas hingga UMKM. Semua hasilnya kembali untuk masjid,” tambahnya.

Dalam tausiyahnya, Habib Ahmad Al Habsyi mengingatkan jamaah untuk selalu berbakti kepada kedua orangtua. Ia juga mengajak jamaah untuk wakaf Alquran. “Pahala ini akan terus bertambah setiap kali ada orang yang membaca, mempelajari, atau mengajarkan Al-Qur’an dari mushaf yang diwakafkan, menjadikannya investasi akhirat yang sangat berharga,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, jamaah Masjid Quatul Muslimin berhasil mengumpulkan hampir 200 mushaf Al-Qur’an untuk diwakafkan ke masjid-masjid, mushala, maupun pesantren yang ada di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *