Pemkab Bogor Siap Bangun Halte Bus Transjabodetabek P11

Posted on

.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berencana membangun halte di sejumlah titik pemberhentian bus Transjabodetabek P11 rute Bogor-Blok M. Hal itu dilakukan untuk mempermudah masyarakat yang hendak mengakses layanan Transjabodetabek.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto mengatakan, pihaknya berencana membangun halte di titik pemberhentian Gerbang Tol (GT) Citeureup dan GT Sentul. Menurut dia, dua titik itu yang menjadi fokus utama dalam pembangunan halte.

“Sementara kami akan bangun di

exit

Tol Citeureup dan Tol Sentul. Kalau di (Mall) Bellanova kan sudah ada, meski belum terlalu besar,” kata Bayu saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dia mengatakan, Dishub Kabupaten Bogor juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk pembangunan dua halte itu. Diharapkan, Kementerian PU dapat membantu dalam pembangunan halte.

Meski demikian, pembangunan halte itu kemungkinan besar tidak akan dilakukan pada tahun ini. Pasalnya, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk membangun dua halte tersebut. “Kemungkinan pembangunan baru akan tahun depan. Soalnya kan itu rencana cukup besar haltenya. Jadi kemungkinan tahun depan,” ujarnya.

Ihwal keberadaan angkutan penumpang atau

feeder

, pihaknya saat ini telah mengoperasikan bus listrik di wilayah tersebut. Menurut dia, masyarakat yang hendak naik Transjabodetabek bisa menggunakan layanan bus listrik terlebih dahulu. “Kami juga akan mempertimbangkan untuk menambah unit kalau peminatnya tinggi,” kata Bayu.

Dia pun merespons positif wacana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang hendak mengoperasikan angkutan kota (angkot) Mikrotrans di daerah penyangga sebagai feeder Transjabodetabek. Namun, sejauh ini belum ada koordinasi dari Pemprov DKI Jakarta terkait wacana tersebut.

“Untuk Jaklingko, belum ada koordinasi. Namun, apabila benar, kami menyambut baik. Namun, itu kan harus ada persiapan soal SDM-nya dan kendaraannya,” kata Bayu.

Bus Transjabodetabek P11 rute Bogor-Blok M menjadi salah satu layanan yang paling diminati masyarakat di antara lima rute yang baru diresmikan Pemprov DKI beberapa bulan belakangan. Jumlah penumpang Transjabodetabek P11 dalam sehari rata-rata melebihi 4.000 orang. Bahkan, penumpang yang naik Transjabodetabek P11 pernah mencapai lebih dari 6.000 orang dalam sehari.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengeklaim, banyak warga dari daerah penyangga Jakarta yang sangat terbantu dengan kehadiran rute baru Transjabodetabek yang diresmikan dalam waktu dua bulan terakhir. Pasalnya, tarif untuk naik Transjabodetabek ke Jakarta hanya Rp 3.500 per penumpang.

“Bahkan yang saya kaget, surprise, saya menyaksikan sendiri, ketika membuka Blok M-Bogor dengan biaya 3.500, mereka terkejut, kok murah amat gitu,” kata Pramono di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Namun, ia mengaku mendapatkan keluhan lantaran belum banyak angkutan pengumpan dari kawasan rumah warga ke titik pemberhentian Transjabodetabek. Alhasil, warga di daerah penyangga harus menggunakan ojek daring ke titik pemberhentian untuk naik transJabodetabek.

“Memang biaya tertingginya, saya baru tahu kalau orang dari Bogor, dari Bekasi dan sebagainya, adalah naik ojeknya. Ketika naik ojek rata-rata 15 ribu sampai 20 ribu,” kata Pramono.

Karena itu, Pramono memiliki rencana untuk membuka rute angkutan kota (angkot) Mikrotrans di daerah penyangga Jakarta. Dengan begitu, warga dari daerah penyangga dapat lebih mudah untuk datang ke Jakarta dengan menggunakan transportasi umum.

“Kami memikirkan Mikrotrans, Jaklingko, itu nanti mungkin ya, kalau tentunya para kepala daerah mau, itu lebih banyak beroperasi di daerah-daerah penyangga. Dan kalau itu mungkin, mudah-mudahan akan memudahkan orang untuk naik kendaraan umum,” ucap Pramono.