Pengamat Pesimistis: Stasiun Manggarai Tidak Mampu Layani KA Jarak Jauh

Posted on

Tantangan Pemindahan Layanan Kereta Api Jarak Jauh ke Stasiun Manggarai

Pemindahan layanan kereta api jarak jauh (KAJJ) dari Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai dianggap sebagai langkah yang memerlukan penataan kawasan yang komprehensif. Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, menyatakan bahwa saat ini kawasan sekitar Stasiun Manggarai belum memiliki daya dukung yang cukup untuk menampung layanan KA jarak jauh.

Menurutnya, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan lahan parkir yang memadai, lebar ruas jalan yang cukup, serta adanya jalur pedestrian yang baik. Selain itu, kawasan sekitar stasiun juga masih membutuhkan pengembangan infrastruktur komersial yang mumpuni.

Aditya menilai bahwa aksesibilitas dan keamanan di lingkungan sekitar stasiun belum optimal. Kawasan tersebut masih tergolong tidak tertata dengan baik dan cenderung kumuh. Hal ini menjadi tantangan besar dalam proses pemindahan layanan KA jarak jauh.

Di Stasiun Manggarai, saat ini belum tersedia area parkir mobil yang memadai bagi pengguna KRL. Sementara itu, parkiran motor juga terbatas. Ini menjadi salah satu faktor yang perlu diperbaiki sebelum layanan KA jarak jauh dipindahkan.

Penataan kawasan stasiun harus melibatkan berbagai pihak, bukan hanya PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Menurut Aditya, kontribusi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman juga sangat penting.

Selain itu, rencana penataan kawasan ini juga bisa mencakup relokasi pemukiman penduduk ke hunian yang lebih layak dan manusiawi. Hal ini memerlukan dukungan lahan yang dapat digunakan untuk aktivitas produktif.

Meski bangunan gedung dan fasilitas Stasiun Manggarai sudah selesai, pengoperasian KA jarak jauh tidak bisa langsung dipindahkan. Alasannya adalah karena prasarana kawasan yang masih kurang memadai. Penataan kawasan tidak hanya terbatas pada pembangunan gedung stasiun yang megah, tetapi juga harus memperhatikan aspek lain seperti aksesibilitas dan fasilitas umum.

Dari sisi integrasi transportasi, pemindahan layanan KA jarak jauh ke Stasiun Manggarai bisa memberikan manfaat. Stasiun ini memiliki potensi untuk terintegrasi dengan moda transportasi berbasis rel lainnya seperti KRL Commuter Line, KRL Commuter Bandara, dan LRT Jakarta.

Selain itu, jumlah jalur KA dan kapasitas bangunan Stasiun Manggarai lebih besar dibandingkan Stasiun Gambir. Namun, dari segi aksesibilitas, daya dukung prasarana, dan lokasi strategis di pusat kota, Stasiun Gambir tetap memiliki keunggulan yang sulit ditandingi oleh Stasiun Manggarai.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade, mengkritik rencana pemindahan ini karena dinilai tidak realistis. Menurutnya, akses dan area parkir di Stasiun Gambir lebih luas dibandingkan Stasiun Manggarai. Ia juga merasa ada upaya pemaksaan dari pihak terkait dalam rencana ini.

Rencana pemindahan layanan KA jarak jauh ke Stasiun Manggarai bukanlah hal baru. Sejak 2022, blueprint pengembangan proyek Double Double Track (DDT) antara Manggarai dan Cikarang telah menargetkan transformasi Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral untuk kereta jarak jauh, KRL, dan kereta bandara sekaligus.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Allan Tandiono, menyatakan bahwa pihaknya akan mengkaji ulang studi kelayakan rencana pemindahan titik keberangkatan kereta antar-provinsi dari Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah dan KAI, guna memastikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *