Tantangan Hujan dalam Proses Revitalisasi Sekolah di Kabupaten Bogor
Banyak sekolah di Kabupaten Bogor kini sedang menjalani proses revitalisasi sarana dan prasarana. Tujuan utamanya adalah menyelesaikan pekerjaan sebelum akhir tahun 2025. Namun, hujan deras yang terjadi belakangan ini menjadi kendala besar dalam proses konstruksi tersebut.
Kepala SDN 03 Leuwibatu, Sudrajat, mengungkapkan bahwa cuaca tidak bersahabat sering kali menghambat pengerjaan. Menurutnya, hujan sering turun pada siang atau sore hari, sehingga membuat pekerjaan terpaksa dihentikan lebih awal. Ia berharap agar proyek dapat selesai tepat waktu meskipun ada gangguan cuaca.
Pekerjaan revitalisasi di SDN 03 Leuwibatu dimulai pada 25 Juli 2025, namun hanya berjalan selama 18 hari. Sudrajat menyatakan bahwa ketika hujan turun, pekerjaan harus dihentikan. Meski begitu, ia tetap optimis bahwa proyek bisa selesai sesuai target.
Revitalisasi di SDN 03 Leuwibatu mencakup pembangunan ruang kelas baru serta rehabilitasi gedung bertingkat. Sementara itu, SDN 02 Leuwibatu juga akan dibangun gedung dua lantai dengan enam ruang kelas. Total anggaran yang dialokasikan untuk kedua sekolah mencapai Rp 3,5 miliar, dengan rincian Rp 2,1 miliar untuk SDN 02 dan Rp 1,4 miliar untuk SDN 03.
Masalah hujan juga dirasakan oleh Yanwar Putra, Wakil Kepala Pengadministrasi Sarana Prasarana Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Jawa Barat I. Ia mengakui bahwa hujan sering turun di wilayah Kabupaten Bogor, sehingga memengaruhi proses konstruksi. Ia menekankan pentingnya melaporkan kondisi saat hujan turun.
Kepala Sekolah SMP Ibnu Syina Cileungsi, Muhammad Alfizan Adib Naufal, menilai musim hujan masih berlangsung. Ia menyatakan bahwa jika hujan gerimis, pekerjaan konstruksi tetap bisa berjalan. Namun, bila hujan disertai petir, pekerjaan harus dihentikan sementara. Target penyelesaian di sekolahnya adalah 120 hari, dengan harapan rampung sebelum November 2025.
Di TK Kartika VIII-41 Cileungsi, Tatang, pekerja konstruksi mengatakan bahwa hujan sering turun antara siang atau sore. Ia menyatakan bahwa jika hujan deras, pekerjaan harus dihentikan. Namun, ia tetap optimistis bahwa proyek bisa selesai sesuai target.
Elis Setiyani, kepala TK Kartika VIII-41, juga optimistis bahwa pengerjaan revitalisasi bisa berlangsung selama 120 hari. Ia menilai luas pengerjaan di TK tersebut tidak terlalu besar, sehingga memudahkan proses penyelesaian.
Tahun 2025, pemerintah menargetkan revitalisasi dan renovasi di 13.763 sekolah. Angka ini meningkat 32,4 persen dibanding alokasi awal yang hanya 10.395 sekolah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa revitalisasi dan renovasi gedung sekolah menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dengan alokasi dana sebesar Rp16,9 triliun, program ini ditargetkan menyentuh ribuan sekolah pada tahun 2025.