Trotoar TB Simatupang Dipangkas, Pejalan Kaki Protes!

Posted on

Perdebatan Mengenai Pemangkasan Trotoar di Jalan TB Simatupang

Pemprov DKI Jakarta sedang menghadapi protes dari warga setempat terkait rencana pemangkasan trotoar di Jalan TB Simatupang, khususnya di depan Cibis Park. Langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh proyek galian yang sedang berlangsung. Namun, banyak pejalan kaki merasa bahwa tindakan ini justru mengorbankan hak mereka.

Muhammad Mefaldi Pratama, seorang remaja berusia 15 tahun, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut. Menurutnya, trotoar di kawasan itu sangat berguna bagi masyarakat, terutama saat akhir pekan dan hari biasa. Ia menilai bahwa memangkas trotoar sama saja dengan menghilangkan akses bagi para pejalan kaki.

Selain Mefaldi, banyak warga lain juga menggunakan trotoar tersebut untuk berlari dan berjalan kaki. Bahkan, beberapa pengguna jalan mengatakan bahwa keberadaan trotoar menjadi bagian dari rutinitas harian mereka. Hal ini membuat mereka khawatir jika trotoar dipangkas, maka tidak ada lagi tempat yang aman untuk berjalan kaki.

Koordinator Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, juga mengkritik rencana pemangkasan trotoar. Menurutnya, Pemprov Jakarta seharusnya melihat kemacetan sebagai dampak dari pilihan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Dengan demikian, Pemprov bisa mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi umum atau berjalan kaki.

Alfred juga menyarankan agar Pemprov Jakarta menerapkan insentif dan disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi. Misalnya, dengan penerapan jalan berbayar (ERP) dan tarif parkir progresif di kawasan padat kendaraan seperti TB Simatupang. Menurut dia, langkah ini sudah pernah dikaji pada 2009/2010.

Seorang pengendara ojek online, Robi Firdaus, mengatakan bahwa kemacetan di Jalan TB Simatupang telah menjadi masalah sehari-hari. Sejak adanya proyek galian, kondisi kemacetan semakin parah. Ia mengharapkan proyek tersebut segera diselesaikan agar dapat mengurangi beban para pengguna jalan.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menjelaskan bahwa kemacetan di Jalan TB Simatupang menjadi prioritas penanganan. Ia telah memerintahkan pelaksana proyek untuk memperkecil bedeng penutup area pekerjaan. Selain itu, ia juga menyetujui ide untuk memangkas sejumlah trotoar di kawasan tersebut. Trotoar tersebut akan dialihfungsikan agar bisa dilintasi kendaraan sementara waktu.

Pramono menilai bahwa langkah pemangkasan trotoar tidak bisa dihindari untuk mengatasi kemacetan. Ia meminta maaf kepada masyarakat, khususnya para pejalan kaki, yang bakal terdampak. “Jadi untuk itu saya secara khusus juga mohon maaf, karena ini memang hal yang tidak bisa dihindari,” ujar Pramono.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga untuk memangkas sejumlah trotoar di Jalan TB Simatupang. Dengan begitu, badan jalan untuk kendaraan bisa lebih besar dan mengurai kemacetan.

Pramono juga menargetkan seluruh pekerjaan di Jalan TB Simatupang dapat selesai pada November 2025. Ia meminta agar pekerjaan dipercepat agar dapat selesai lebih cepat dari jadwal awal.

Diketahui, kemacetan di Jalan TB Simatupang makin parah sejak adanya pekerjaan pemasangan pipa air limbah yang dilakukan sejak awal Juli 2025. Pekerjaan tersebut terdiri dari persiapan, pembuatan pit/lubang galian, pemasangan pipa dengan metode jacking, pembuatan manhole, dan perbaikan kembali.

Pekerjaan itu akan terdiri dari delapan seksi mulai dari Simpang Cilandak KKO sampai dengan simpang RS Fatmawati. Adapun beberapa titik lokasi pekerjaan akan mengurangi lajur lalu lintas, sehingga arus lalu lintas menjadi tersendat.