Viral Tanggul Beton di Laut Cilincing, Pramono Anung Akan Panggil Perusahaan

Posted on

Tanggul Beton di Pesisir Cilincing, Jakarta Utara Memicu Kekhawatiran Nelayan

Pesisir Cilincing, Jakarta Utara, kini menjadi perhatian publik setelah munculnya viral sebuah tanggul beton yang berada di laut. Tanggul tersebut, menurut informasi yang beredar, membentang sepanjang 2 hingga 3 kilometer dan disebut-sebut mengganggu aktivitas nelayan setempat.

Keberadaan tanggul itu pertama kali diketahui oleh para nelayan yang melintas di sekitar area tersebut. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat jelas bagaimana tanggul beton itu berdiri di tengah perairan. Nelayan merasa kesulitan mencari ikan karena jalur mereka terhalang oleh struktur tersebut.

Wilayah pesisir Cilincing terletak di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dan berbatasan dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Wilayah ini juga dekat dengan Pelabuhan Marunda, yang merupakan lokasi operasional dari PT Karya Citra Nusantara (KCN). Perusahaan ini dikenal sebagai pengelola terminal umum di pelabuhan tersebut.

Respons Gubernur DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan respons atas isu tanggul beton ini. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil PT KCN untuk membahas masalah tersebut. Tujuannya adalah agar keberlanjutan hidup para nelayan tidak terganggu oleh aktivitas perusahaan.

“Saya sudah minta kepada dinas terkait untuk segera mengundang perusahaan tersebut dan memberikan jaminan bahwa PT Karya Cipta Nusantara harus memberikan akses kepada para nelayan yang beraktivitas di tempat tersebut,” ujar Pramono Anung saat berkunjung ke Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

PT KCN sendiri merupakan perusahaan patungan antara PT KBN (BUMN) dengan proporsi saham 15 persen dan PT KTU (swasta) sebesar 85 persen. Selain itu, 25,85 persen saham PT KBN juga dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta.

Namun, Pramono Anung menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak mengeluarkan izin pembangunan tanggul tersebut. Izin yang diberikan berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang memiliki kewenangan dalam hal perizinan kegiatan pemanfaatan ruang laut.

Penjelasan dari Pihak Terkait

Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menjelaskan bahwa kewenangan terkait perizinan pembangunan pagar beton di perairan Cilincing berada di tangan KKP. Ia juga menyarankan agar nelayan dapat bertanya langsung kepada pengelola pelabuhan.

Di sisi lain, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta juga memberikan penjelasan. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta, Ciko Tricanescoro, tanggul beton tersebut bukan bagian dari proyek NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang bertujuan untuk mencegah banjir rob.

Ketua Subkelompok Perencanaan Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA Jakarta, Alfan Widyastanto, juga menyatakan bahwa Dinas SDA Jakarta tidak pernah mengeluarkan izin pembuatan tanggul tersebut.

Keluhan Nelayan

Beberapa nelayan di wilayah Cilincing mengeluhkan dampak dari adanya tanggul beton. Heriyanto, nelayan yang biasa mencari rajungan, menyampaikan bahwa jalur perjalanan melautnya kini tersendat karena harus memutar melewati tanggul.

“Jalur perjalanan melaut yang seharusnya lebih cepat akhirnya tersendat. Saya harus memutari tanggul untuk bisa sampai ke tempat mencari ikan,” ujarnya.

Sementara itu, Darsim, nelayan kerang hijau, menyatakan bahwa meskipun aktivitas mencari kerang belum terganggu, jalur perjalanannya kini lebih jauh. “Yang keganggu paling perjalanan, harusnya kan langsung belok ke sana,” tambahnya.

Video Viral di Media Sosial

Video yang memperlihatkan keberadaan tanggul beton di perairan Cilincing viral di media sosial. Salah satu akun Instagram @cilincinginfo menjadi salah satu pengunggah video tersebut. Dalam video tersebut, terlihat jelas bagaimana tanggul beton berdiri di tengah air dan mengganggu perlintasan nelayan.

Hingga berita ini ditulis, video tersebut telah dilihat lebih dari 168 ribu kali. Nelayan dan warga sekitar berharap agar masalah ini segera mendapat solusi yang dapat menjaga keberlanjutan aktivitas mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *